Mengubur Ari-Ari Sering Dikaitkan dengan Unsur Gaib, Mitos atau Fakta?

Mengubur Ari-Ari Sering Dikaitkan dengan Unsur Gaib, Mitos atau Fakta?

Alpandi Pinem
2020-10-21 22:02:41
Mengubur Ari-Ari Sering Dikaitkan dengan Unsur Gaib, Mitos atau Fakta?
Ari-ari (Istimewa)


Setelah melahirkan, salah satu ritual penting yang harus dilakukan oleh para ayah adalah mengubur ari-ari. Proses mengubur ari-ari ini tentunya tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Ada tata cara tertentu yang harus diikuti, sesuai adat dan tradisi, atau bahkan menurut panduan dari tokoh agama.

Ari-ari adalah terbentuk dari jaringan di dalam tubuh ibu yang berfungsi menyalurkan oksigen dan makanan kepada janin selama dalam kandungan.

Saat ibu selesai melahirkan, ari-ari harus segera dikubur. Setidaknya kurang dari 24 jam setelah bayi lahir agar tidak terjadi pembusukan. Dan bila bayi dilahirkan di rumah sakit, biasanya pihak rumah sakit akan memberikan kantong plastik berisi ari-ari pada pihak keluarga.

Penguburan ari-ari sering dikaitkan dengan hal-hal gaib, mulai dari ari-ari sebenarnya merupakan ‘saudara’ si bayi sampai dengan penguburan ari-ari harus dilakukan untuk keselamatan bayinya. Lantas, penguburan ari-ari ini merupakan anjuran medis atau mitos yang memang berhubungan dengan dunia gaib.

Dari zaman nenek moyang kita, ari-ari selalu dianggap sebagai ‘saudara’ dari si bayi. Oleh karena itu, kita juga harus memberikan perlakuan yang baik pada ari-ari ini. Alhasil, proses penguburan ari-ari pun harus segera dilakukan setelah bayi lahir. Banyak yang berpendapat bahwa membuang ari-ari di tempat sampah atau sungai adalah tindakan tidak etis karena ari-ari adalah ‘saudara’ dari si bayi.

Ada berbagai mitos yang menyertai tradisi penguburan ari-ari. Percaya atau tidak, mitos-mitos ini masih dilakukan sampai saat ini oleh sebagian orang. Berikut adalah mitos dan fakta yang lebih logis dalam tradisi mengubur ari-ari.

Baca Juga : Kisah Mitos Kaki Seribu yang Konon Bisa Membuat Orang Susah Tidur Lho

1. Dikubur Karena Merupakan ‘Saudara’ Bayi


Fungsi ari-ari sebagai pemberi nutrisi untuk bayi dalam janin membuat orang-orang zaman dulu menganggapnya bahwa itu merupakan saudara bayi si bayi tersebut. Alhasil, mereka harus diperlakukan selayaknya ‘saudara’ dengan menguburkannya di dalam kendil.

Namun, jika berbicara secara fakta logis, ari-ari harus dikubur karena di dalamnya mengandung stem cell, zat yang membawa genetika bayi. Stem cell adalah salah satu zat untuk membuat kloning manusia. Jadi, alangkah lebih baik jika ari-ari dikubur ketimbang ditemukan dan disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Selain itu, plasenta adalah bagian dari tubuh manusia. Jadi, plasenta bisa mengeluarkan bau amis dan membusuk. Membuang plasenta begitu saja bisa memicu datangnya hewan buas atau hewan lainnya karena mengira plasenta tersebut sebagai makanan mereka.

2. Makam Ari-ari Diberi Penerangan


Kuburan ari-ari bisa sangat mudah dikenali karena adanya lampu yang meneranginya. Umumnya, lampu yang dipasang adalah lampu kuning dengan daya 5 watt. Di zaman nenek moyang kita, penerangan makam ari-ari biasanya menggunakan lampu teplok karena dahulu belum ada listrik.

Penerangan pada makam ari-ari dianggap sebagai ‘peri’ untuk menjaga ari-ari. Lampu harus dinyalakan ketika hari mulai gelap. Penerangan ini harus dilakukan selama 35 hari atau selapan dino (Bahasa Jawa).

Terlepas dari mitos mengenai ‘peri’ yang menjaga ari-ari, penerangan ini diberikan sebagai reminder untuk orang-orang yang lewat di depan rumah sehingga mereka tidak berisik atau menimbulkan kegaduhan lantaran mengetahui bahwa di dalam rumah ada bayi yang baru lahir. Jadi, jika ingin dipikir secara logis, penerangan ini memang tidak ada kaitannya dengan ‘peri’ dan sebagainya.

Baca Juga : Kisah Lele Putih yang Sering Dianggap Ikan Mistis oleh Masyarakat

3. Ari-ari Dikubur dengan Benda-benda Tertentu


Mitos penguburan ari-ari yang berikutnya adalah plasenta ini dikubur dengan benda-benda tertentu sebagai wujud harapan dari orang tua kepada si bayi. Misalnya, jika orang tua menginginkan buah hatinya menjadi anak yang pintar di kemudian hari, maka ari-ari akan dikubur bersama pensil atau buku.

Ada juga orang yang mengubur ari-ari dengan beras merah sebagai harapan agar anaknya kelak menjadi pribadi yang makmur. Bahkan, ada yang mengubur tulisan arab berisi doa atau ayat Al-Quran dengan harapan anaknya akan tumbuh menjadi anak yang saleh.

Hal yang satu ini jelas mitos karena tidak ada hubungan antara plasenta dengan kecerdasan, masa depan, dan sifat bayi. Jika orang tua ingin anaknya menjadi pribadi yang baik, sukses, sehat, dan sebagainya, maka orang tua harus terus menerus memanjatkan doa pada Yang Maha Kuasa. Di samping itu, cara didik orang tua juga sedikit banyak mempengaruhi sifat dan masa depan si kecil kelak.

Mitos dan fakta mengubur ari-ari ini masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Ada yang tetap melakukan tradisi penguburan plasenta, ada juga yang tidak terlalu memusingkan tradisi turun temurun ini.

Jika Anda tetap ingin melakukan tradisi mengubur ari-ari, berikut adalah tata cara mengubur ari-ari berdasarkan adat Jawa:

1. Ari-ari yang baru keluar dari tubuh ibu sebaiknya langsung dicuci sampai bersih. Jika tidak sempat mencuci, tempatkan di dalam kendil dan tutup rapat.

2. Saat mencuci ari-ari, cucilah di bawah air yang mengalir sampai darahnya hilang. Kemudian, gosokkan garam dan asam jawa untuk mengurangi bau amis plasenta.

3. Apabila kondisi ari-ari telah membusuk, taburkan garam kasar dan jeruk nipis untuk meminimalisir aroma busuknya sehingga tidak mengundang hewan.

4. Bungkus ari-ari dengan kain putih yang masih bersih, ikat secara kuat, dan masukkan ke dalam kendil.

Baca Juga : Sering Dengar Bunyi Ini? Ternyata Bunyi Ini Ada Hantu Disampingmu

5. Buat lubang di tanah depan rumah (jangan di belakang rumah) sedalam minimal setengah meter untuk menghindari aroma ari-ari tercium oleh binatang. Tempatkan kendil berisi ari-ari di dalamnya. Jika Anda percaya dengan mitos meletakkan barang-barang tertentu sebagai wujud harapan, tempatkan di samping kendil.

6. Tutup lubang dengan tanah, lalu tempatkan tudung penutup (umumnya dari anyaman kayu). Pasang lampu 5 watt dan hubungkan dengan listrik. Lampu harus menyala selama 35 hari. Jika lampu padam, segera ganti dengan lampu baru.

7. Taburkan bunga setaman (mawar, melati, dan kenanga) di atas makam ari-ari. Anda juga boleh membaca doa setelah proses penguburan selesai.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30


Hasil Riset Puspenpol Sebut FYP TikTok Jadi Game Changer Politik Indonesia

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 14, 2024 13:02:26


Foto: GBK Jadi Lautan Biru di Kampanye Prabowo-Gibran

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 10, 2024 20:14:24