Jembatan menjadi salah satu sarana penunjang yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Indonesia memiliki banyak jembatan indah dan panjang yang menghubungkan satu kota ke kota lainnya. Dengan hadirnya jembatan, masyarakat dapat menyebrang dari satu daerah ke daerah lainnya.
Namun, di balik kemegahan dan keindahan jembatan-jembatan tersebut, ternyata ada kisah horor yang menyeramkan, salah satunya jembatan koperan dari Jawa Tengah, dari Slawi tepatnya. Di sana ada sebuah jembatan yang konon sangat angker, sering terdengar suara tangis misterius dan juga penampakan pengantin di kawasan jembatan tersebut.
Baca Juga : Merinding! Kisah Mistis Jembatan Suramadu yang Telah Menelan Banyak Korban Jiwa
Melansir dari berbagai sumber, orang-orang yang melewati jembatan tersebut sering mendengar suara-suara aneh. suara tersebut kadang berupa tawa, kadang berupa tangis, bahkan sering ad suara rintihan. Beberapa orang pernah mencoba mencari dan memastikan sumber dari suara tersebut. Namun mereka tidak pernah menemukannya.
Selain Suara misterius, di jembatan Koperan tersebut konon sering terdapat penampakan arwah pengantin. Diketahui sosok hantu tersebut memakai pakaian pengantin khas adat Jawa dan tidak memiliki kepala.
Untuk pengantin baru yang hendak melewati jembatan ini, konon harus menebar beras kuning atau uang logam. Jika syarat tersebut tak dipenuhi dan tidak dilakukan, bisa terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Melansir dari otosia.com, kepercayaan itu pernah terbukti, kala suatu ketika pengantin dan rombongan lupa menebar beras kuning atau uang logam. Entah bagaimana mulanya, tapi rombongan tersebut mengalami kecelakaan dan terjun ke sungai koperan.
Baca Juga : Kisah Misteri Jembatan Gondolayu di Jogja yang Konon Ada Sosok Hantu Wanita yang Diperkosa
Ngerinya lagi, ketika dicari-cari polisi dan warga setempat, hasilnya nihil. Namun, keesokan paginya, warga terkejut karena warna sungai Koperan itu berubah menjadi merah darah. Lalu, satu per satu kepala korban bermunculan ke permukaan air sungai.
Ternyata, kepala-kepala itu adalah milik korban rombongan pengantin. Beberapa kepala kemudian dimakamkan dalam satu tempat. Sesaji pun selalu diberikan di tepi jembatan setiap malam Jumat.