Pulau Pari adalah pulau yang ada di kepulauan seribu yang sekarang cukup ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Namun, pada awalnya Pulau Pari adalah sebuah pulau kosong yang tidak berpenghuni dan tidak memiliki nama.
Kisah itu diceritakan oleh warga sekitar, pada masa penjajahan belanda di kawasan tangerang banten dan warga tangerang tersebut melarikann diri ke sebuah pulau di utara jakarta untuk menghindari kerja paksa oleh belanda, diantaranya pak arsyad bersama istri dan 5 orang anaknya.
Nama Pulau Pari sendiri konon dahulu wilayah laut dangkal ini banyak sekali ikan pari, sehingga dinamai pulau ini pulau pari. Namun cerita ini masih simpang siur, ada juga yang menyebutkan pulau pari karena pulau “Pari”wisata (Pariwisata).
Setelah beberapa tahun, pulau pari dihuni oleh warga tangerang yang berbondong-bondong menghindari kerja paksa. Keharmonisan dan kerukunan serta ketentraman di Pulau Pari membuat nyaman warga tengerang untuk tinggal di pulau ini.
Baca Juga : Merinding! Kisah Seram Pulau yang Konon Lebih Banyak Hantu dari Pada penduduknya
Akhirnya setelah Belanda meninggalkan Indonesia, maka Jepang sebagai gantinya, dan ditemukanlah oleh warga Jepang bahwa ada banyak warga tangerang yang menetap di pulau pari.
Sehingga pada akhirnya warga tangerang yang berada di pulau pari di paksa oleh Jepang untuk menjadi nelayan tanpa dibayar sepeserpun, untung saja hal ini tidak berlangsung lama karena Indonesia segera merdeka.
Lambat laun zaman berubah, warga pulau pari mulai berpikir untuk mengembangkan budi daya alamnya di perairan sekitar dengan bercocok tanam rumput dari beberapa jenis termasuk jenis rumput laut bali hijau, kelabu, dan merah dengan memanfaatkan alam sekitar.
Ternyata dari hal tersebut masyarakat pulau pari mendapat dukungan dari pemerintah DKI Jakarta. Pemerintah membangun pusat penelitian untuk rumput laut yang dimotori oleh LIPI yang didirikan di sebelah barat pulau pari dan diresmikan oleh gubernur Ali Sadikin.
Baca Juga : Seram! Inilah Sosok Hantu Paling Ditakuti oleh Pengantin Baru di Pulau Jawa
Fungsi dari tempat itu ialah sebagai tempat penelitian rumput laut, yang ternyata keberhasilan dibidanng rumput laut ini maju dengan pesat dari hasil rumput lautnya. Kemudian hal ini mulai dikembangkan dan dicoba kembali dibeberapa pulau yang berada di Perairan Pulau Seribu seperti Pulau Tidung, Pulau Pramuka, Pulau Payung, dan pulau-pulau lainnya dan sukses pada tahun 1998an.
Perkembangan ini hanya bertahan sekitar dua tahun saja, faktor utamanya adalah limbah yang tidak dapat dihindari. Akan tetapi perkembangan rumput laut di Pulau Pari tetap bertahan walau ada sebagian dari tanaman rumput laut di pualu ini terkena limbah.
Kemudian pulau ini semakin dikenal karena mulai banyak wisatawan yang berkunjung ke Pulau ini, salah satunya yang membuat wisatawan tertarik adalah karena adanya Pantai Pasir Perawan yanng menjadi daya tarik.
Saat ini sebagian penduduk Pulau Pari melakukan kegiatan usaha dalam bidang Pariwisata, dimana mereka memasarkan object wisata Pulau Pari ke masyarakat luas, tidak heran, setiap akhir pekan Pulau Pari ramai dipadati pengunjung baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Salah satu object wisata yang paling attractive di pulau ini adalah pantai pasir perawan yang memiliki keindahan alam yang luar biasa.
Baca Juga : Merinding! Pulau Ini Dikabarkan Konon Jadi Sarang Kuntilanak
Pada zaman dahulu kala seorang gadis kecil hilang dipantai ini, hingga sampai saat ini belum juga ditemukan. Ada beberapa warga yang menyebut bahwa gadis itu hilang karena dibawa burung gagak yang sangat besar dan ada juga warga yang berpendapat bahwa gadis itu hilang karena dibawa atau diambil makhluk halus. Dari kisah inilah mitos pantai perawan bermula.
Kisah lainnya, beberapa orang mengatakan kalau pantai ini belum terjamah oleh warga setempat, sehingga pantai pasir perawan begitu untuk dengan bentuknya yang berkelok-kelok, pasir pantai yang putih bersih, dan pemandangan alam dari bibir pantai terdapat pohon-pohon bakau yang rindang.