Seorang pemuda bernama Gery Prasetyo (27) memiliki kisah mistis saat dikarantina 14 hari di ruangan SDN Rejoagung, Kecamatan Ploso, Jombang, Jawa Timur. Pasalnya, selama Gery Prasetyo dikarantina di ruangan tersebut mendengar suara aneh membuat dirinya ketakutan.
Gery berkisah, dia mulai menghuni ruang karantina itu pada Selasa (7/4/2020). Dia diantar oleh keluarganya. Ketika hari mulai gelap, Gery dilanda keresahan. Apalagi, ketika melihat situasi di luar, Gery hanya melihat luasnya lapangan sekolah.
Baca Juga: Kisah Misteri Sumur Pudhak di Jateng, Dihuni Nyi Pudhak dan Sering Dimintai Nomor Togel oleh Warga
Kemudian ada pohon beringin tua yang sulurnya mulai mencium tanah. Ada juga pohon kamboja yang daunnya mulai rontok ketika diterpa angin.
“Sejak malam pertama, tidak nyaman. Ada suara-suara aneh di sekitar. Ada suara seperti orang batuk di pojok ruangan. Seperti ada orang berjalan di dekat pohon pisang. Bahkan genting ruangan itu seperti ada yang melempari. Ada suara gaduh,” kata Gery.
Baca Juga: Kisah Mistis Eks Mobil Soeharto, Sering Terjadi Kejadian Aneh
Malam kedua tidak jauh berbeda. Malam ketiga Gery semakin merana. Namun Gery tetap bertahan. Puncaknya, pada malam ke-empat. Saat itu, suasanya sangat sepi. Bapak satu anak ini tak bisa memejamkan mata.
Malam bertambah larut, pikiran Gery semakin kalut. Nah, saat itulah dia mendengar suara bangku berjatuhan di ruang kelas. Bangku-bangku itu roboh berserakan.
Dengan diliputi ketakutan, Gery pun berbegas meninggalkan ruangan karantina pada Sabtu (11/4/2020) dini hari itu. Dia mencoba mengubungi tukang kebun sekolah, tapi tak ada respons.
Baca Juga: Sejarah dan Cerita Mistis Eks Batalyon Denanyar Jombang, Tempat Ritual dan Dihuni Ular Gaib
“Akhirnya saya meminta mertua untuk menemani. Termyata memang benar, bangku-bangku di ruang kelas itu roboh. Esok harinya saya menghubungi Pak Kepala Desa dan meminta isolasi di rumah,” kata Gery.
Dia menampik tudingan bahwa kabur dari ruang karantina. Karena saat meninggalkan ruang karantina tersebut dirinya minta izin ke pemerintah desa.
“Karena saya tidak kuat, tiap malam ada suara-suara aneh. Akhirnya saya pamit ke Pak Kades untuk isolasi di rumah. Setelah dilakukan kordinasi dengan pihak kecamatan akhirnya diizinkan. Alhamdulillah saya juga sehat. Saya negatif corona,” kata suami dari Dewi Rosa ini.
Sumber: Suara.com
