Embah Jaya Perkasa atau Sanghiyang Hawu adalah salah satu Patih Kerajaan Sumedang Larang saat diperintah Raden Angka Wijaya atau lebih dikenal sebagai Prabu Geusan Ulun.
Dimana, memakai baju batik bagi keturunan Embah Jaya Perkasa ternyata dilarang bagi keturunannya saat berziarah ke makamnya di Gunung Rengganis, Sumedang, Jawa Barat.
Baca Juga : Kisah Mistis Makam Medelek di Jombang yang Dianggap Sebagai Kuburan Terangker di Indonesia
Konon hal ini terkait sumpah yang diucapkan Embah Jaya Perkasa saat menghilang tanpa bekas di Gunung tersebut usai menghadap sang Raja Prabu Geusan Ulun. Tapi, mengapa ada larangan memakai batik jika berziarah ke tempat ini? Jika dilanggar, benarkah celaka akan segera menimpa?
”Memang ada ada larangan tidak boleh pake batik. Dilarang atau tabu untuk pengunjung pakai batik ke atas. Ini merupakan satu simbol, bahwa ke atas ke tempat Panglima Sumedang Larangan jangan punya hati yang belang seperti batik. Siapa yang melanggar pantangan itu, akan kena bala,” ungkap Nano Sutisna, Kuncen petilasan Mbah Jaya Perkasa.
Baca Juga : Ternyata Ini Alasan Batu Nisan Perempuan Belanda di Jogja Selalu Miring
Memasuki kaki rengganis, suasana terasa mistis. Juga, ketika memasuki area petilasan Mbah jaya Perkasa. Inilah tokoh keramat Pepatih Dalem Prabu Geusun Ulun, yang bertahta di Kerajaan Sumedang Larang pada tahun 1579 hingga 1801 lampau. “Yang mau ziarah atau nyekar ke Pangeran, tasnya juga harus disimpan untuk menghormati leluhur dan adat,” imbuh Nano.
Selain hawa metafisika yang kuat, larangan sangat beras bagi peziarah memakai batik, memag tidak bisa ditawar-tawar lagi. Larangan ini konon sangat erat kaitannya dengan konflik lama, antara Sumedang Larang dengan Cirebon. Dan kini, larangan itu seperti menjadi keyakinan massal, yang jika dilanggar akan membawa malapetaka.
“Boleh percaya boleh tidak ya. Dulu ada yang sengaja coba melanggar pakai batik naik ke atas, eh mengalami kecelakaan. Karena dia melanggar aturan dan adat yang berlaku di sini,” tutur Nano, tanpa menjelaskan lebih lanjut kecelakaan yang terjadi.
Baca Juga : Kisah Mistis Masjid Kuno Bacan yang Konon Terdapat Nisan Makam yang Tumbuh Sendiri
Karenanya, warga di sekitar Petilasan Mbah Jaya Perkasa atau yang berada di lereng gunung Rengganis paham betul dengan larangan memakai batik ini. Bahkan ditantang dibayar berapapun tak ada yang berani.
Pasalnya, mereka sudah menyaksikan sendiri suasana mencekam yang muncul, begitu ada yang melanggar larangan itu. “Karena menurut leluhur dan tokoh masyarakat, bisa terjadi malapetaka semacam hujan angin yang dahsyat kalo larangan itu dilanggar,” tandas Dadang, warga sekitar.