Pademi corona tidak hanya mengganggu kesehatan. Melainkan juga dapat menghancurkan kesehatan mental.
Hal tersebut dikatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memperingatkan kesehatan mental telah diabaikan selama pandemi ini berlangsung.
Dalam sebuah survei yang dilakukan antara Juni dan Agustus yang mengungkapkan gangguan parah pada layanan di 93 negara.
Baca Juga: Ini Penyebab Ruam Akibat Virus Corona Bertahan hingga Berminggu-minggu
Sementara 83 persen dari 130 negara yang disurvei telah memasukkan kesehatan mental dalam rencana tanggapan pandemi virus corona mereka, hanya 17 persen yang benar-benar menyiapkan dana penuh yang diperlukan.
Selama pandemi ini, WHO mengatakan hampir negara di dunia telah menghabiskan kurang dari dua persen dari anggaran kesehatan yang dimilikinya untuk kesehatan mental masyarakat.
Kemudian, tidak hanya batuk dan bersein-bersin. Gejala virus corona juga menunjukan adanya ruam pada kulit akan terjadi saat tubuh terinfeksi corona. Gejala tersebut merupakan tanda umum yang dialami oleh orang dewasa dan anak-anak.
Sayangnya, ruam pada kulit akan bertahan selama berminggu-minggu.
Ruam papular dan vesikuler terbentuk dari area merah serta bergelombang pada kulit. Biasanya terjadi di siku, lutut, punggung tangan dan kaki. Tapi, gejala ini juga jauh lebih halus dari itu dan mudah terlewatkan.
Sekedar informasi, Kasus positif corona mengalami penambahan sebanyak 4.056. Dengan begitu, kasus positif corona berjumlah 311.176.
Baca Juga: Ada Penambahan 4.056, Kasus Positif Corona Jadi 311.176
Sekedar informasi, dengan jumlah itu menempatkan Indonesia menjadi nomor kedua kasus terbanyak di kawasan Asia Tenggara.
Pasien positif corona yang meninggal juga mengalami penambahan 121 jiwa. Dengan begitu kasus meninggal akibat positif corona berjumlah 11.374 orang.
Kabar baiknya, terdapat kenaikan angka kesembuhan pada pasien positif corona sebanyak 3.844 orang. Dengan jumlah ini, maka jumlah total pasien yang sembuh dari corona yaitu 236.437.