Di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, terdapat sebuah seni tradisional yang sangat mistis. Seni Tradisional ini juga mimiki kisah mistis tentang kesaktian seorang tokoh yang mengubah wujudnya menja
Di Desa Blimbing, Klabang, Ronteg Singo Ulung tak hanya digelar sebagai sendratari. Tapi menjadi sebuah ritual khusus bernuansa mistis. Biasanya digelar setiap pertengahan bulan Sya'ban tahun hijriyah, antara tanggal 13 - 15.
Baca Juga: Kisah Mistis Desty Novidayanti saat Mengikuti KKN, Dihantui sosok Cewek Berambut Panjang
Menurut seorang pegiat seni dan budayawan Bondowoso bernama Sugeng, Ronteg Singo Ulung di Desa Blimbing biasanya dikemas dalam ritual sakral, untuk selamatan desa. Warga setempat meyakini, ritual itu wajib dilakukan tiap tahun agar desa terhindar dari segala marabahaya.
"Kenapa bulan syakban ? Karena dalam tahun hijriyah, itu bulan menjelang ramadhan. Jadi momentum untuk mensucikan diri, menghadapi bulan suci ramadhan," kata Sugeng kepada detik.com.
Baca Juga: Kisah Mistis Danau UNS Solo, Dihuni Sosok Gundul Pringis Hingga Si Cantik
Dalam sendratari Ronteg Singo Ulung, imbuh Sugeng, sosok Kiai Singo digambarkan sebagai seekor singa putih dengan kepala berbentuk topeng barong berbahan kayu. Sementara seluruh tubuhnya terbuat dari karung plastik putih yang dirumbai.
"Pertarungan mereka yang menggunakan senjata ampuh berupa batang rotan itu kini menjadi seni ojhung, yang diyakini untuk mendatangkan hujan," terang Sugeng.
Berdasarkan literasi dan data dari berbagai sumber yang dihimpun, sekitar abad ke-16 di tlatah Bondowoso terdapat seorang tokoh bernama Kiai Singo Ulung. Disebut-sebut, sosok sakti mandraguna ini berasal dari Ponorogo. Ia diyakini masih keturunan Batoro Katong.
Dalam perjalanan syiarnya, sampailah Kiai Singo Ulung di sebuah hutan lebat di timur Bondowoso. Dia lantas berteduh di bawah pohon blimbing untuk beristirahat. Kawasan ini sekarang bernama Desa Blimbing, Kecamatan Klabang.
Kedatangan Kiai Singo Ulung tentu saja mengusik Jasiman, yang merupakan penguasa kawasan hutan belantara tersebut. Karena sosok pendatang baru itu dinilai telah lancang memasuki wilayah kekuasaannya tanpa permisi.
Baca Juga: Kisah Mistis Komedian Dono, Mendapat Sosok Jodohnya saat Bermain Jailangkung
Akhirnya, terjadilah perkelahian antara Kiai Singo Ulung dengan Jasiman. Dalam pertarungan itu, keduanya sama-sama menggunakan senjata ampuh, yakni sebatang rotan. Kelak, pertarungan menggunakan rotan ini diangkat jadi tradisi budaya tersendiri, yakni Seni Ojhung.
Pertarungan keduanya berlangsung sengit. Kiai Singo Ulung lantas mengubah wujudnya menjadi Sardula Seta atau harimau putih. Jasiman akhirnya tak mampu melawan dan kalah. Sejak saat itu Jasiman menjadi pemeluk Islam dan jadi pengikut Kiai Singo Ulung.