Kopiah dan Tongkat Komando yang merupakan dua benda yang selalu melekat di badan proklamator Indonesia, Soekarno saat menjadi presiden pertama negeri ini.
Barang-barang yang pernah dipakainya kini menjadi buruan para kolektor. Yang paling diburu tentu tongkat komandonya karena dipercayai memiliki kekuatan magis.
Dari sejumlah kabar yang beredar, tongkat ini berisi sebilah keris. Adapun jenis kayu yang digunakan tongkat ini adalah kayu yang diambil di Pegunungan Kalak daerah Utara Pacitan.
Baca Juga : Goa Celik yang Konon Menjadi Tempat Bersemedi Presiden Soekarno yang Penuh Misteri
Ia memiliki tiga jenis tongkat komando dengan digunakan pada momen berbeda. Di antaranya untuk bertemu jenderal, pergi ke luar negeri, dan berpidato. Bahkan, Fidel Castro sampai dibuat penasaran dengan tongkat komando Bung Karno.
“Apakah tongkat ini sakti seperti milik kepala suku Indian?” tanya Fidel.
Mendengar pertanyaan itu, Soekarno hanya tertawa. Menurutnya, ketiga tongkat itu tidak ada hubungannya dengan hal magis. Tongkat komando, kata Soekarno, digunakan untuk aksesoris penunjang penampilan.
Baca Juga : Mengulik Kisah Tempat-tempat Pertapaan Para Presiden
“Itu hanya kayu biasa yang kugunakan sebagai bagian dari penampilanku, sebagai pemimpin dari sebuah negara besar,” ungkap Soekarno kepada Cindy Adams, seperti yang tertulis dalam buku Soekarno Poenja Tjerita karya @sejarahRI.
Lalu bagaimana dengan peci yang dimiringkan?
Kisahnya bermula saat Soekarno kecil kerap bermain di Ndalem Pojok. Desa Pojok, Kediri. Di tempat itu juga ada pohon beringin yang sering dipanjat Soekarno saat bermain. Apes, suatu hari ia terjatuh hingga jidatnya terluka. Sebagai trik untuk menutupi lukanya itu, Soekarno kemudian memakai peci dengan posisi sedikit miring.
Baca Juga : Kisah Misteri Tentang Kesaktian Presiden Soeharto Menunjuk ke Langit Hanya Semenit Hujan Langsung Turun
RM Soeharyono, keponakan RM Soemosewoyo, yang juga bapak angkat Bung Karno pun mengatakan Sukarno memang memiliki bekas luka. Namun, cerita peci Soekarno tidak berhenti sebagai penutup luka semata.
Bung Karno bisa dibilang menjadi trendsetter peci pada masanya, ia pertama kali mempopulerkan peci pada tahun 1920-an saat berpidato di Kongres Jong Java Surabaya. Soekarno juga dianggap sebagai contoh model pemuda era 1940-an.