Pulau Jawa dikabarkan akan terjadi bencana tsunami setinggi 20 meter dibagian selatan. Meskipun begitu, BMKG bilang Indonesia siap hadapi potensi tsunami sejak 2008.
Jika benar-benar tsunami 20 meter di bagian selatan pulau Jawa terjadi, maka untuk melakukan evakuasi kurang dari 20 menit.
Terkait kesiapan Indonesia menghadapi potensi tersebut pada 2008, BMKG mengatakan, pihaknya telah mengoperasikan Sistem Monitoring dan Peringatan Dini Tsunami untuk mengantisipasi dampak gempa bumi Megathrust seperti yang pernah terjadi di Aceh.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Augmented Reality yang Ada di Uang Rp 75 Ribu
Informasi terkait akan adanya potensi tsunami di Pulau Jawa bagian selatan ini bermula saat Institut Teknologi Bandung (ITB) menyampaikan hasil riset yang menunjukan sepanjang pantai selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur berpotensi digulung tsunami.
Kemudian, para peneliti ITB tersebut bilang akan ada potensi gempa kuat di zona megathrust di selatan Pulau Jawa yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature. Tentu saja hasil penelitian tersebut membuat masyarakat khawatir.
Sekedar informasi, gempa megathrust dipahami sebagai sesuatu yang baru dan segera akan terjadi dalam waktu dekat, berkekuatan sangat besar, dan menimbulkan kerusakan dan tsunami dahsyat.
zona megathrust sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.
Sri Widiyantoro, salah satu peneliti ITB, menerangkan dasar riset mereka adalah hasil pengolahan data gempa yang tercatat oleh stasiun pengamat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan data Global Positioning System (GPS).
Indikasi adanya zona dengan aktivitas kegempaan yang relatif rendah terhadap sekitarnya, yang disebut sebagai seismic gap, di selatan Pulau Jawa.
Lebih lanjut, tinggi tsunami dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur, dengan tinggi maksimum rata-rata 4,5 meter di sepanjang pantai selatan Jawa jika terjadi secara bersamaan. Riset ini sekaligus menjawab seismic gap di sepanjang Jawa dengan total populasi lebih dari 150 juta orang yang sebelumnya masih kurang dipelajari secara intensif.
Beberapa daerah di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa, misalnya Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Pacitan, dan Banyuwangi yang telah berkembang pesat belakangan ini, rentan terhadap ancaman gempa besar dan tsunami destruktif.
Gempa itu pernah terjadi i pada 1994 dan 2006 yaitu gempa yang menimbulkan tsunami (gempa tsunamigenik) dengan magnitudo momen 8 terjadi di selatan Banyuwangi (Mw 7,8) dan Pangandaran (Mw 7,7). Tsunami yang ditimbulkan oleh kedua gempa ini menewaskan hampir 1.000 orang di kedua tempat tersebut.
Terakhir, pakar tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko membenarkan ada potensi ancaman gempa megathrust dan tsunami di zona subduksi selatan Jawa.
Gempa megathrust yang berpotensi menimbulkan tsunami setinggi 20 meter juga bisa terjadi kapan saja. Meski begitu, tinggi tsunami bisa bervariasi baik itu di Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera.
Widjo mengingatkan semua pihak untuk waspada. Sebab, gempa yang berpotensi menghadirkan tsunami ini belum memiliki alat sebagai pendeteksi. Untuk itu, ia berpesan kepada masyarakat yang tinggal di daerah pesisir.