Dua mahasiswi asal Bandung bernama samaran Laras dan Dina yang ingin melakukan penelitian di sebuah kebun kopi Jember, memiliki kisah mistis saat menginap di salah satu hotel bekas pembunuhan di Jember.
Awal ceritanya, pada akhir 2007 lalu, setahun lulus dari kampusnya, Laras diminta temannya Dina untuk menemaninya melakukan penelitian di sebuah kebun kopi di Jember. Dina melakukan penelitian tersebut demi menyelesaikan program S2-nya.
Akhirnya mereka sepakat naik kereta. Mereka tiba di Surabaya pada pagi hari berikutnya, lalu melanjutkan perjalanan ke Jember.
Baca Juga: Seram! Rumah Sakit di Surabaya ini Menyimpan Berbagai Kisah Mistis, Paling Terkenal Suster Penyet
Begitu tiba di Jember, Laras dan Dina langsung bertemu dengan beberapa orang peneliti kopi di sebuah tempat. Mereka membahas penelitian yang akan dilakukan.
Tak terasa, waktu pun beranjak sore. Mereka tak tahu jalan, dan tak tahu peta. Namun mereka harus menemukan hotel untuk menginap.
Akhirnya mereka berdua berjalan kaki tanpa arah. "Duh kok ga ada penginapan," keluh Dina saat itu.
Namun mereka tak menyerah untuk terus mencari hotel hingga akhirnya mereka menemukan sebuah motel tua. Motel itu berupa bangunan tua. Bahkan kursi-kursi dan mejanya juga sangat tua, mungkin dibuat pada tahun 60-an.
Dina langsung mendatangi resepsionis disusul oleh Laras. Resepsionis itu seorang pria muda dan seorang bapak.
"Aneh sekali dua resepsionis itu berdebat sebelum menyerahkan kunci kamar motel. Seolah ada hal yang mereka perdebatkan," batin Laras.
Akhirnya resepsionis tersebut menyerahkan kunci kamar kepada Dina. Si pria muda mengatakan, "Kalau ada apa-apa hubungi kami," ujarnya.
Akhirnya Laras dan Dina masuk ke tempat tidur di motel tersebut. Begitu masuk kamar, Laras langsung merasakan hawa dingin menyeruak. Lalu tiba-tiba tercium aroma wangi parfum murahan.
Namun Laras mencoba tak mempedulikan berbagai keanehan tersebut. Ia lalu berjalan menuju ranjang besi kuno. Ranjang itu memang terlihat kuno meskipun bersih, terlihat dari besi-besinya.
Laras lalu menaruh tasnya dan perlahan duduk di pinggir ranjang tua tersebut.
"Begitu aku duduk di ranjang, tiba-tiba ada informasi masuk ke otakku kalau di kamar ini pernah terjadi pembunuhan. Korbannya adalah perempuan, seolah aku diberi bayangan masa lalu. Aku langsung bangkit karena sangat terkejut," kata Laras menceritakan pengalaman mistisnya yang mengerikan itu.
"Aku jadi susah tidur. Aku terus terbangun sampai kelelahan."
Lalu paginya, Laras mengantarkan Dina mencari kebun kopi. Ia diam saja, tak menceritakan kejadian semalam. Ia tak mau sahabatnya itu ketakutan.
Mereka berdua dijemput oleh teman Dina bernama Ari. Bertiga naik mobil mereka menuju daerah ke arah Madura, agak dekat dengan Banyuwangi.
Mereka melewati desa yang penduduknya berbahasa madura. Namun penduduk di desa itu tak tahu kebun kopi yang dimaksud.
Mereka melewati desa yang penduduknya berbahasa madura. Namun penduduk di desa itu tak tahu kebun kopi yang dimaksud.
Akhirnya mereka bertiga melanjutkan perjalanan mencari kebun kopi hingga akhirnya tersesat di hutan yang banyak pohon bambunya. Saking bingungnya mereka terus berusaha mencari orang-orang. Namun tak satupun manusia mereka temukan.
Hingga hari menjelang sore, mereka makin tersesat di hutan. Akhirnya mereka bertiga melihat seorang bapak sedang minum air kelapa.
Dina pun turun dari mobil untuk bertanya kepada bapak tersebut untuk mencari jalan keluar dari hutan. Ari meminta Laras turun menemani Dina.
"Jangan biarkan Dina sendiri. Tolong temani dia," ujar Ari kepada Laras.
Laras pun segera turun menyusul Dina. Namun baru berjalan beberapa langkah dari mobil, Laras mendapat firasat kalau bapak yang minum air kelapa itu bukan manusia.
"Aku langsung balik badan mengajak Dina pergi," jelas Laras.
Lalu Dina mengatakan kepada Laras. "Loh orangnya kok ilang."
Rupanya memang bapak tersebut bukan manusia. Mungkin dia makhluk halus penunggu hutan.
Akhirnya mereka bertiga naik mobil lalu kembali ke jalan yang mereka tempuh sebelumnya hingga akhirnya bisa keluar dari hutan. Mereka bertemu dengan seorang ibu yang akhirnya bisa jadi sumber informasi penelitian kopi Dina.
Usai bertemu dengan ibu tersebut, Dina dan Laras diantarkan Ari kembali ke motelnya yang mengerikan. Laras meskipun takut tak mau meminta Dina pindah ke hotel lain karena merasa tak ada pilihan lain.
"Aku kembali tak bisa tidur meskipun sangat lelah. Dina sibuk membaca tugas penelitiannya. Aku mengantuk tapi tak bisa tidur," terang Laras.
Akhirnya menjelang Subuh, telepon Laras berdering. Rupanya ibunya menelepon dari Bandung. Ia meminta Laras untuk membaca ayat kursi.
Laras dan Dina akhirnya berkemas kembali ke Bandung naik kereta. Akhirnya Laras bercerita kepada Dina pengalaman mistisnya.
Hari berikutnya, Laras main ke rumah Dina. Tiba-tiba nenek Dina memintanya minum air dari seorang kiai.
"Pak haji ngomong ke saya, kalau teman Dina diganggu oleh penunggu kamar motel saat di Jember. Beliau bilang, kamar kalian menginap memang pernah terjadi pembunuhan dan angker," kata nenek Dina kepada Laras.
Bahkan menurut kiai tersebut, makhluk halus di motel tua itu mau mengganggu Laras namun tak bisa merasukinya. Laras sangat terkejut mendapat informasi dari nenek Dina, ternyata apa yang dipikirkannya malam itu selaras dengan omongan pak kiai.
Ia langsung meminum air dari kiai tersebut dan berusaha tenang dan berdoa. Pengalaman mistisnya itu selalu membekas dan tak terlupakan.
Sumber: Okezone