Biografi Rebecca Alexandria Hadibroto yang merupakan salah satu ballerina remaja berusia belia yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia setelah menjadi juara balet di Amerika Serikat.
Sayangnya, Remaja yang berusia 14 tahun ini tidak begitu banyak disorot oleh publik. Selain dikenal dengan kemampuan baletnya yang tak usah diragukan lagi, ternyata dia seorang pejuang keras.
Kecintaannya terhadap balet ini berawal dari film Barbie “The Twelve Dancing Princesses”, gadis yang akrab disapa Rebecca itu, mulai terinspirasi dan memantapkan niatnya untuk terjun ke dunia balet.
Baca Juga: Fakta Rebecca Alexandria, Ballerina Muda Juara Dunia dari Keluarga Tidak Mampu
Di Indonesia, tari balet belum terlalu familiar dibandingkan dengan tari-tarian yang lain. Balet masih dikenal sebagai pertunjukkan kelas menengah atas dan biaya les balet juga tergolong mahal. Orang tua Rebecca sempat dilema akan hal itu.
Rebecca Alexandria Hadibroto, telah berlatih balet sejak berusia 2,5 tahun. Dari balet ini, ia belajar untuk disiplin, dan keseriusan.
Rebecca yang selalu mengagumi gerakan balet yang menurutnya indah. Meski ia merasa tarian tersebut juga sangat sulit, apalagi mempelajari gerakan-gerakan yang cukup rumit.
Setelah mendapat juara pertama di ajang bergengsi, Rebecca mendapat beasiswa untuk sekolah balet di AS, Australia, dan London Inggris.
“Kesan pertama kali latihan balet itu capek banget karena loncat-loncat. Terus aku juga pernah keseleo, cedera, sampai memar. Tapi menurut aku itu udah biasa sih. Memang sakit, tapi dalam mindset aku, tidak boleh menyerah dan pasti bisa. Guruku bilang, semua itu ada dipikiran. Kalau pikiran kita nggak semangat, ya belajar pun jadi malas. Tapi kalau pikiran kita semangat, pasti bisa melakukannya,” kata dia, dilansir dari Suarasurabaya, Senin 21 September 2020.
Baca Juga: Tips Mencegah Pikun Paling Ampuh
Rebecca datang dari keluarga yang bisa dibilang sulit dari segi ekonomi. Namun, dia memutuskan mengikuti kata hati untuk bergabung dengan sekolah balet tertua dan terbesar di Indonesia, Marlupi Dance Academy (MDA), Rebecca sempat dihina dan dibully oleh teman-teman sekelasnya.
Tak sampai di sana, karena ada satu cobaan yang benar-benar menguji mental Rebecca, ketika ia mengalami kecelakaan mobil yang membuat kakinya cidera. Meski demikian Rebecca memutuskan untuk tidak menyerah. Setelah memulihkan kondisinya, ia segera kembali berlatih, kemudian berani untuk berkompetisi lagi.
Setelah berlatih tanpa peduli cercaan dan kecelakaan, Rebecca akhirnya berhasil mencapai titik di mana ia berhasil menjadi pemenang di ajang Internasional. Beberapa tahun lalu, ia diundang untuk melakukan pertunjukan tari balet solo klasik di event Youth American Grandprix (YAGP) 2018 di Pusat Teater Lincoln H. Koch.
Sekedar informasi, event itu merupakan kejuaraan balet bergengsi di kelas dunia.
Sumber: Suarasurabaya, IDN