Hampir semua negara di dunia tengah berjuang untuk menemukan vaksin virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, China ini.
Sayangnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan distribusi vaksin corona terjadi pada 2021. Ditambah, WHO juga mengatakan kepada masyarakat umum untuk tidak terlalu menaruh harapan besar terhadap vaksin corona ini.
Disaat yang sama, vaksin Corona merupakan barang mewah dan sebuah impian terbesar manusia di dunia.
Untuk memvaksinasi populasi 7 miliar, diperlukan kerja sama dan pemahaman yang masif antara pembuat kebijakan, produsen, fasilitas produksi, dan media pengiriman. Menjelaskan jangka waktu, kepala ilmuwan WHO Dr Soumya Swaminathan mengatakan dalam konferensi pers bahwa distribusi vaksin yang efektif diharapkan dapat dimulai pada pertengahan 2021.
“Jadi secara realistis, mungkin paruh kedua, pertengahan 2021 - mungkin kuartal kedua, kuartal ketiga 2021 - adalah saat kita dapat mulai melihat dosis benar-benar mengalir ke negara-negara sehingga mereka dapat mulai mengimunisasi populasi mereka,” katanya seperti dilansir dari Times of India, Senin 7 September 2020.
Baca Juga: Sinovac Klaim 90% Pegawai dan Keluarganya Sudah Divaksin Covid-19
“Kami mengharapkan hasil dari beberapa kandidat, yang sudah dalam uji coba Tahap 3, akan datang pada akhir tahun atau awal tahun depan, setelah itu mereka harus menskalakan manufaktur untuk menghasilkan ratusan juta dosis. yang akan dibutuhkan," kata dia.
Sekedar informasi, pimpinan Sinovac Biotech Yin Weidong, menyebutkan hampir 90 persen pegawainya beserta keluarga mereka, telah mendapat vaksin eksperimental corona. Vaksin tersebut, merupakan vaksin yang dikembangkan di bawah program darurat China.
Program penggunaan darurat ditujukan bagi kelompok khusus, termasuk petugas medis dan para pekerja di pasar makanan serta sektor transportasi dan jasa.
Baca Juga: Jangan Sampai Ekonomi Restart saat Virus Corona Semakin Menggila, Ini Kata Jokowi
Perusahaan Sinovac yang tengah memproses vaksin CoronaVac buatannya sedang dalam uji coba Fase III dan telah dimasukkan ke skema darurat, menawarkan kandidat vaksin itu kepada sekitar 2.000 hingga 3.000 pegawai dan keluarga mereka, yang bisa menggunakannya sebagai relawan.
"Sebagai pengembang dan pembuat vaksin, wabah baru bisa memberikan dampak secara langsung terhadap produksi vaksin kami," kata Yin, di sela-sela pameran dagang internasional di Beijing, menjelaskan alasan perusahaannya masuk dalam program darurat, dilansir laman Antara, Senin 7 September 2020.
Sumber: Antara, Suara