Setiap ada kecelakaan lalu lintas di jalur yang dianggap angker, pasti selalu mempunyai kisah mistik yang mewarnainya. Seperti dalam insiden kecelakaan yang kerap terjadi di Tanjakan Gombel. Tanjakan yang sejatinya memiliki pemandangan yang sangat indah menghadap ke arah laut di sebelah utara, sekaligus pemandangan lansekap kota Semarang.
Bahkan, dulu sempat dibuat sebuah hotel yang sangat terkenal di masanya, hotel Sky Garden yang terletak di atas bukit yang berada di tanjakan gombel. Namun, karena beberapa hal akhirnya hotel itu ditutup dan jadi terbengkalai hingga sekarang.
Nama “Gombel,” dilansir merdeka.com muncul saat Kiai Pandan Aran berziarah di sebuah makam di Gunung Jabalkat. Berziarah ke makam tokoh yang kini namanya diabadikan untuk sebuah jalan protokol di Kota Semarang.
Kiai itu berziarah dan melewati tanjakan terjal dan curam, kala itu tanjakan Gombel ini memang sulit dilewati karena permukaannya yang berbukit. Sejak saat itulah disebut sebagai Tanjakan Gombel, nggak pernah ada yang tahu pasti perihal pemberian nama ini.
Pembangunan jalan yang kini disebut Tanjakan Gombel ini dulu begitu ditentang oleh masyarakat. Sebab di area itu banyak area kuburan, dan memindahkan jenazah bukanlah hal gampang, hal itu berada wilayah Gunung Jabalkat yang kini dikenal dengan kawasan Bukit Gombel (area yang kemudian dibangun jalan atau tanjakan Gombel) ini banyak dipakai sebagai area kuburan.
Baca Juga : Bikin Bulu Kuduk Merinding! Ini 4 Kisah Misteri Tentang Tanjakan Emen
Baca Juga : Merinding! Kisah Seram Alas Roban yang Konon Menjadi Sumur Angker Tempat Pembuangan Mayat di Jawa Tengah
Sesuai adat Cina, memindahkan jenazah bukanlah hal yang bisa seenaknya dilakukan. Karena itulah, masyarakat asli Tionghoa begitu menentang rencana pembangunan jalan di selatan kota Semarang ini yang kala itu digagas oleh Belanda.
Akhirnya, penguasa wilayah saat penjajahan Belanda, Mr Baron van Heeckeren mengusulkan kuburan di sekitar tanjakan Gombel itu khusus bagi kerabat dekat yang sudah dikubur di situ. Sekarang, kawasan itu disebut kawasan Kedungmundu. Pemekaran Semarang bagian Selatan sendiri dimulai pada tahun 1909. Berdalih permasalahan pemenuhan fasilitas jalan dan pemenuhan kebutuhan pemukiman.
Menariknya, di balik keindahan pemandangan di Gombel, ada mitos bahwa segala masalah yang terjadi di sana selalu berkaitan dengan hal gaib, bahkan penduduk sekitar selalu mengaku percaya, ketika terjadi bencana macam tanah longsor dan juga kecelakaan, itu karena para makhluk gaib di sana sedang marah akibat pertapaannya diganggu.
Konon, di tanjakan Gombel ini seringkali terlihat hantu Wewe yang menggoda pengemudi kendaraan yang melintas. Dulu, memang sering terjadi kecelakaan lalu lintas di sini, baik yang menelan korban jiwa maupun hanya luka-luka.
Sebagian besar korban mengaku, saat terjadi kecelakaan itu ada sosok perempuan mengenakan gaun rok panjang warna putih gading yang sedang menabrakkan diri, menyebrang secara mendadak maupun melambaikan tangan di pinggir jalan menanjak itu.
Baca Juga : Kisah Misteri Tanjakan Emen di Subang yang Sering Menelan Korban Jiwa Karena Diganggu Mahluk Astral
Baca Juga : Seram! Begini Kisah Mistis Tanjakan Selarong di Puncak Bogor yang Kerap Terjadi Kecelakaan
Baca Juga : Seram! Kisah Misteri Tanjakan Cikidang yang Dihuni Hantu Bertubuh Tak Lengkap
Hotel Sky Garden yang sudah dibahas di awal tadi sudah tak beroperasi lagi kini. Bangunannya memang masih ada dan dalam kondisi tak terurus, namun sekarang justru digunakan untuk tempat gantung diri, pembunuhan, dan perkosaan yang masih sering terjadi pada malam hari.
Mungkin hal ini juga yang semakin menguatkan mitos Wewe Gombel yang sudah tertancap di benak masyarakat. Di perbukitan Gombel juga masih ada sisa kuburan China, tepatnya di dalam rimba yang ada di Gombel sana. Bukti pernah adanya kuburan di sana ialah adanya inskripsi atau batu nisan seluas 30 cm x 40 cm yang didirikan untuk menentramkan arwah korban kecelakaan massal rombongan pengantin dari Solo yang berlangsung sekitar tahun 1960-an.
Mereka bersembahyang di sana utamanya pada bulan ketujuh Imlek (Jit Gwee), yaitu bulan saat warga Tionghoa mendoakan arwah leluhur mereka. Selain itu, di dekat batu nisan juga ada Mata Air Pengantin atau orang Jawa sering menyebutnya sebagai Sendang Pengantin.
Kalau sepasang rombongan pengantin akan melewati wilayah perbuktikan Gombel ini, konon katanya mereka harus menyembelih ayam putih mulus atau melempar uang receh supaya rombongan pengantin tidak mengalami kecelakaan dan selamat sampai tujuan.
Terlepas dari segala mitos yang masih dipercaya, pemandangan kota Semarang dilihat dari tanjakan Gombel ini sungguh luar biasa. Akhirnya banyak juga muda-mudi yang memanfaatkan untuk berpacaran. Tapi ya gitu, beberapa dari mereka pernah melihat penampakan makhluk halus yang disebut genderuwo di bibir bukit.