Kabar dari Gubernur Jabar, Ridwan Kamil pasalnya ia bersyukur karena hasil tes swab pengecekan kesehatan fisik sebagai relawan testing vaksin Covid-19, negatif. Artinya, ia lolos ke tahap selanjutnya.
"Saya dilaporkan negatif COVID lagi, sehingga besok lolos untuk mengikuti penyuntikan pertama di Puskesmas Garuda. Setelah itu akan dimonitor kondisi tubuh setelah diberi vaksin," ujar Kang Emil di Gedung Pakuan, Kamis 27 Agustus 2020.
Namun tak hanya itu saja bahkan menurut Ridwan Kamil, selama menjadi relawan testing vaksin Covid-19, ia selalu menjaga kebugaran tubuhnya.
Yakni, ia menjaga tidur tepat waktu dan mengonsumsi makanan yang baik. Agar, jangan sampai ada orang sakit karena menjadi relawan, tapi semua orang mengiranya karena vaksin.
Baca Juga: Hati-hati, Selain Virus Corona, Bahaya Demam Berdarah Dengue Mengintai di Musim Pancaroba
Padahal, sakit tersebut karena gaya hidup. Misalnya, sering angin-anginan jadi fisik terkuras habis. Sehingga, ini bisa mengaburkan penilaian.
"Saya juga mengurangi kegiatan yang sifatnya jauh dan membuat fisik terkendala makanya saya batasi kegiatannya. Tapi hanya frekuensi jumlah lah yang dikurangi. Misalnya, biasanya 9 jadi hanya 5 kegiatan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, kepada wartawan, Kamis 27 Agustus.
Namun tak hanya itu saja bahkan ia juga mengatakan bahwa definisinya kenapa relawan harus orang Bandung agar kalau dipanggil dokter selalu ada.
"Kalau orang di luar Bandung ini akan susah. Misalnya, ketika dibutuhkan mereka ada di luar kota. Kalau kita (dari Bandung, red) misalnya datangnya ini lebih mudah. Tapi, bukan berati tidak boleh keluar Bandung," paparnya.
Tak hanya itu saja bahkan menurutnya, penyuntikan vaksin akan berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama (v1) akan dilakukan besok, sementara penyuntikkan kedua (v2) akan dilaksanakan dua pekan setelahnya.
"Baru pada yang ketiga setelah itu dicek darah, apakah imunitas saya naik 90 persen atau lebih, kalau itu berhasil tujuan berarti tercapai sehingga bisa menjadi bukti mulailah diproduksi vaksin di Bio Farma," tuturnya.
Bahkan Ia pun juga ikut mengimbau agar relawan vaksin lainnya turut menjaga kesehatan, pasalnya jangan sampai keluhan medis yang dirasakan karena lalai, dikaitkan dengan efek samping dari vaksin.
Baca Juga: Kominfo: Publik Tak Bisa Tampil Live Jika MK Kabulkan Gugatan RCTI
"Saya jaga tidur, makan dengan baik karena vaksin ini jangan sampai orang sakit, terus si peneliti menduga sakitnya karena vaksin, padahal sakitnya karena perilaku gaya hidup. Gaya hidup angin-anginan atau fisik terkuras habis sehingga nanti mengaburkan penilaian," katanya.
Tak hanya itu saja bahkan Emil juga mengaku dirinya menjadi relawan uji klinis vaksin COVID-19, merupakan bagian dari bela negara. Ia mengibaratkannya dalam kondisi perang.
Emil menuturkan dalam kondisi seperti itu semua keputusannya harus eksperimen, semua kelompok masyarakat harus bersemangat supaya menang perang.
"Karena ini mengetes alat senjata untuk melawan musuh (COVID-19). Kalau enggak dites gimana? Kita akan hidup di dalam ketidakpastian. Harus disyukuri ternyata Indonesia bisa memproduksi sendiri," ungkap Emil.
Sumber:Detik,Liputan6