Dibangun Dimasa Penjajahan Belanda, Jembatan Lobu Mengalirkan Mitos Tentang Tiang Penopang dengan Tumbal Manusia hingga Kemunculan Sosok Wanita Misterius

Dibangun Dimasa Penjajahan Belanda, Jembatan Lobu Mengalirkan Mitos Tentang Tiang Penopang dengan Tumbal Manusia hingga Kemunculan Sosok Wanita Misterius

Ekel Suranta Sembiring
2020-08-17 14:00:00
Dibangun Dimasa Penjajahan Belanda, Jembatan Lobu Mengalirkan Mitos Tentang Tiang Penopang dengan Tumbal Manusia hingga Kemunculan Sosok Wanita Misterius
Jembatan Lobu (foto: mapio.net)

Menjadi jembatan tertua di Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah, Jembatan Lobu yang dibangun pada masa penjajahan Belanda tepatnya pada tahun 1940 memiliki legenda tentang pekatnya kisah magis dalam proses pembuatannya. 

Sebagai jalur trans Sulawesi yang dulu satu-satunya penghubung Kecamatan Lobu dan Kecamatan Bunta, jembatan ini ditopang oleh enam tiang. tiang-tiang tersebut konon bukanlah tiang biasa. Dari cerita turun-temurun konon setiap tiang tersebut, dibangun dengan tumbal manusia. Mitosnya, tumbal tersebut mampu memperkokoh jembatan sehingga tak usang dimakan jaman.

Baca Juga:

Kisah Misteri Aneh Villa Perahu di Puncak Bogor, Munculnya Binatang Misterius hingga Wanita Berselendang Merah

Kisah Misteri Arwah Nur Atikah Korban Mutilasi, Merasuki Warga dan Meminta Kakinya Dikembalikan

Cerita Misteri Tanjakan Pengantin di Garut, Benarkah Sering Muncul Wanita Catik Hingga Tidak Boleh Mengucapkan Nama Hewan Sapi?

"Kalau jembatan ini berdasarkan cerita-cerita dari masyarakat yang ada di sekitar sini, memang ada mitos yang berkembang. Disini kan ada beberapa titik tempat-tempat kedudukan jembatan, itu katanya menurut cerita masyarakat sini itu ada semacam orang yang ditanam. Menurut kepercayaan masyarakat sini, konon katanya ditumbalkan. Ada yang sering bilang katanya itu tumbal untuk menguatkan jemabatan ini," ungkap Salim Yusuf salah seorang warga sekitar.

"Itu dulu waktu pertama mau dibangun, sampai ada cewek ditanam di jembatan itu sejumlah enam orang. Jadi dua depan, dua belakang, tengahnya dua. Konon, katanya kalau anak gadis itu ditanam disitu maka jembatan itu kokoh",  ungkap Lusiana yang adalah Kepala Desa Lobu.

Kuatnya mitos ini ditengah-tengah masyarakat kian menghadirkan aura supranatural, saat tak jarang warga setempat ataupun pendatang yang melihat kehadiran sosok wanita misterius. Wanita yang konon selalu berbaju merah tersebut, dikisahkan kerap muncul tiba-tiba. Sehingga tak jarang pengguna jalan mengalami kecelakaan misterius di jembatan tersebut. 

"Ada sosok wanita berambut panjang di jembatan ini, mungkin cerita tentang tumbal yang diceritakan jadi mitos itu mungkin yang bersangkutan ini. Sehingga sering-sering menampakkan diri di jembatan ini. Barangkali ada sesuatu yang dilihat oleh yang bersangkutan, mungkin penampakan atau apa sehingga mungkin tidak sempat belok atau barangkali remnya blong sehingga terpeleset bahkan ada yang jatuh ke bawah," ungkap Salim Yusuf.

Jembatan dengan panjang 130 meter dan lebar 3 meter itu kini telah menjadi cagar budaya dan tak lagi digunakan sebagai jalur utama, tapi hal-hal berbau metafisika hingga kuatnya mitos tentang tumbal di jembatan tersebut membuat pemerintah desa seakan-akan terhalang untuk membuat jembatan itu sebagai tempat wisata. 

Baca Juga:

Lama tidak Ditempati, Gedung Kejari di Cilegon ini Menyimpan Cerita Mistis dan Disebut Angker

Cerita Mistis Warga Cilegon Mengaku Melihat Sejumlah Hantu di Rumah Kosong Kompleks Krakatau Steel

Cerita Mistis Asih, Temas Akibat jadi Tumbal Pesugihan oleh Rekan Kerjanya

"Saya sendiri sebagai pemerintah Desa Lobu sudah beberapa kali kita ingin membuat semacam inovasi disitu. Cumat karena erat sekali ada terasa sekali persoalan mistisnya, kadang kala buyar sendiri. Penjaga disitu tidak mau kalau ada hal-hal lain yang dilaksanakan disitu," ungkap Lusiana.

"Jembatan Lobu yang sekarang itu sudah menjadi cagar budaya. Itu dibangun tahun 1940 khususnya tanggal 30 November. Itu masih jaman Belanda dan pembangunannya sangat unik sekali menggunakan tenaga kerja rodi atau tenaga kerja paksa oleh pemerintahan penjajah Belanda waktu itu. panjangnya sekitar 130 meter," ungkap Mustar Labolo yang adalah Wakil Bupati Banggai.

Sumber: Silet


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30