Indonesia Resmi Resesi Teknikal, Kondisi Ekonomi Nasional Minus 5,32%
">
">
">

Indonesia Resmi Resesi Teknikal, Kondisi Ekonomi Nasional Minus 5,32%

Ahmad
2020-08-05 14:45:49
Indonesia Resmi Resesi Teknikal, Kondisi Ekonomi Nasional Minus 5,32%
Ilustrasi. Foto: Pixabay
Badan Pusat Statitsik (BPS) telah mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini  tercatat -5,32%, angka ini lebih dalam dibandingkan prediksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebesar 5,08%.

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad mengungkapkan jika dilihat memang banyak yang memproyeksikan ekonomi Indonesia negatif pada kuartal II.
Menurut dia kondisi ini juga terjadi pada negara-negara lain yang terdampak pandemi.

"Dilihat dari data itu kita negatif, dari situ saja sudah ada signal kalau kita resesi," kata dia, dilansir Detik, Rabu 5 Agustus 2020.

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan sebelumnya CORE sudah memproyeksi ekonomi minus -4,5% hingga -5,5%. Namun angka ini masih lebih baik dibandingkan kontraksi yang dialami Singapura -41% dan Amerika Serikat (AS) -30%.

"Resesi di depan mata, tapi bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan. Jadi tidak usah panik, kalau ekonomi kontraksi di tengah wabah itu hal yang biasa," kata dia.


Menurut Piter, kondisi ekonomi saat ini adalah sesuatu kenormalan baru di tengah kondisi wabah. "Semua negara mengalami ini, bisa resesi dan tidak aneh. Sekarang semua negara tertarik arus besar resesi yang melanda negara," jelasnya.

Terkait keadaan penyebaran virus corona di Indonesia. Pemerintah Provinci DKI Jakarta telah menutup 26 perkantoran dalam kurun waktu seminggu. Penutupan kantor tersebut dilakukan karena ada karyawan perusahaan-perusahaan tersebut yang terkena virus corona. Bahkan ada tiga perusahaan yang ditutup karena tidak menjalankan protokol kesehatan Covid-19.

"Perusahaan yang tutup karena COVID-19, (ada) 26 perusahaan. Perusahaan ditutup karena tidak menjalankan protokol kesehatan COVID-19, (ada) tiga perusahaan," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Provinsi DKI Jakarta Andri Yansyah dalam keterangan tertulisnya, Rabu 5 Agustus 2020.

Adapun rincian 26 perkantoran yang ditutup 7 berada di Jakarta Pusat, 6 di Jakarta Timur, 6 di Jakarta Selatan, 5 di Jakarta Utara, dan 2 di Jakarta Barat. Sementara itu, perusahaan yang ditutup karena melanggar protokol kesehatan 1 berada di Jakarta Pusat, 1 di Jakarta Barat, dan 1 di Jakarta Timur.

Kemudian, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan penurunan angka stunting menjadi salah satu prioritas pemerintah saat ini. 
Bahkan, dia memastikan penurunan angka stunting berjalan beriringan dengan penanganan virus Corona (COVID-19).


"Ini menjadi skala prioritas di tengah-tengah pandemi COVID-19. Jadi akan digerakkan untuk semua tetap bekerja dengan protokol kesehatan di dalam mengatasi pandemi COVID-19 dan untuk menyukseskan program-program (penurunan) stunting, karena (penurunan) stunting ini akan menjadi aset kita untuk Indonesia maju di kemudian hari," ujar Terawan seusai rapat terbatas percepatan penanganan stunting yang disiarkan saluran YouTube Sekretariat Presiden, Rabu 5 Agustus 2020.



Sumber: Detik

Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30