Pasalnya di ketahui bahwa ada sebuah fakta mengejutkan ditemukan tim lapangan Qurban Berkah Nusantara BMH kala mendatangi Desa Geogoma, Ende Utara, Ende, NTT. Bagaimana tidak, warga di desa ini bisa mendapatkan dan merasakan daging kurban secara merata hanya di tahun 2020.
“Satu abad atau 100 tahun dari leluhur mereka, ini adalah kurban pertama yang dapat mereka saksikan dan nikmati bersama secara merata di desa ini. Total ada 30 KK. Sebenarnya Desa Geogoma ini tidak begitu jauh dari pusat Kota Ende, hanya jarak 7 Km dari Kota Ende. Namun inilah fakta yang kami temukan, bahwa mereka baru menerima kurban tahun ini setelah 1 abad lamanya,” terang Kepala BMH Perwakilan NTT, Hasbullah 1 Agustus 2020.
Namun tak hanya itu saja pasalnya fakta ini diungkapkan oleh seorang guru ngaji di Desa Geogoma, Hamsi Umar (57 tahun).
“Masha Allah, tahun ini kami dapat daging kurban ini luar biasa. Sejak saya kecil hidup bersama bapak saya yang meninggal pada tahun 2007, ketika itu beliau wafat di usia 97 tahun. Baru ini ada kurban di desa kami. Artinya sudah satu abad warga di sini tidak mendapatkan daging kurban,” tuturnya.
Hal ini membuat warga bersyukur dan berterimakasih. Terlebih BMH dalam pendistribusian tidak mengumpulkan warga, melainkan datang satu persatu dari rumah ke rumah.
“Alhamdulillah, terimakasih kepada BMH, kurban ini benar-benar sebuah kebahagiaan besar bagi kami dan warga. Tak terbayang oleh kami akan merasakan daging kurban. Terlebih desa kami masih sangat butuh dengan sentuhan dakwah para dai, umat Islam di sini perlu mendapat sentuhan untuk lebih maju,” ujar Hamsi.
Tak hanya itu saja bahkan tim Qurban Berkah Nusantara BMH berangkat dari Kupang ke Ende menggunakan Fery dan memakan waktu perjalanan selama satu malam. Selanjutnya melanjutkan perjalanan darat menuju Desa Geogoma sejauh 7 Km.
Baca Juga: Geger, Bayi Perempuan Ditemukan Mengambang di Sungai Cimahi Sukabumi
“Subhanallah, kami dari BMH sangat berbahagia dapat menyalurkan daging kurban ke desa Geogoma, yang menurut penuturan guru ngaji setempat, Ustadz Hamsi Umar baru tahun ini menerima dan bisa merasakan daging kurban. Sebuah tantangan bahwa dakwah di pulau, pedalaman dan pelosok di negeri ini masih sangat luas dan butuh sinergi tiada henti,” pungkas Hasbullah
Sumber: bmh.or.id