Tarekat Naqsabandiyah di Padang, Sumatera Barat, sudah merayakan Idul Adha 1441 Hijriah pada hari ini, satu hari atau lebih awal dari keputusan pemerintah. Para pengikut aliran ini sudah melaksanakan salat Idul Adha dan menyembelih hewan kurban.
Pelaksanaan salat Id berlangsung di beberapa lokasi jamaah ini berada. Salah satunya di Surau Baru, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Puluhan orang dengan khusyuk melaksanakan salat, meski berada di tengah ancaman pandemi COVID-19.
Menurut Zahar Malin, salah satu Imam tarekat Naqsabandiyah Padang, lebaran yang lebih awal tersebut berpatokan pada perhitungan hisab dan kalender Tarekat bernama hisab Munjid yang dikeluarkan secara turun temurun.
Baca Juga: Pemprov Aceh Larang Takbiran Menyambut Idul Adha
"Berdasarkan penanggalan kita, 10 Zulhijjah atau Idul Adha jatuh pada hari ini, Kamis 30 Juli 2020. Makanya kita sekarang melaksanakan salat Id. Di mana pun pengikut Tareket Naqsabandiyah melaksanakan salat Id hari ini," kata Zahar.
Menurutnya, jamaah salat Id bukan hanya berasal dari Kota Padang. Melainkan ada juga dari berbagai daerah, seperti Solok dan Pariaman.
Sekedar informasi, Naqsabandiyah diketahui selalu menetapkan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha lebih awal dari pemerintah.
Para pengikut Naqsabandiyah umumnya berusia di atas 40 tahun. Di Kota Padang, ada 50 surau dan masjid Naqsabandiyah dengan jamaah lebih dari 1.500 orang.
Selain Naqsabandiyah, di Tanah Minang juga berkembang aliran Sattariyah. Bedanya, kalau Naqsabandiyah melaksanakan lebih awal, Sattariyah biasanya melaksanakan puasa dan lebaran lebih lambat.
Terkait Idul Adha, Menteri Agama, Fachrul Razi mengatakan suasana saat Idul Adha lebih baik dibanding dengan momen Idul Fitri di bulan Mei lalu.
Meski demikian, saat pelaksanaan ibadah Idul Adha di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19 harus tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Sebagaimana kita sadari saat ini Indonesia masih menghadapi wabah COVID-19. Tiap hari banyak saudara kita yang dikonfirmasi positif. Meskipun kondisinya sudah lebih baik dibanding Idul Fitri pada akhir Mei. Namun tetap protokol kesehatan harus ditaati," kata Fachrul Razi dalam konferensi pers virtual di BNPB, Kamis, 30 Juli 2020.
Selain itu, salat Idul Adha juga sudah dapat dilakukan di lapangan dan masjid. Kecuali di tempat yang tidak diperbolehkan satgas atau pemda setempat karena dinilai betul aman Covid-19.
Selanjutnya, agar tidak menjadi klaster penularan, Fachrul mengimbau agar umat Islam disiplin mematuhi protokol kesehatan seperti menghindari kebiasaan saling bersalaman udai salat Idul Adha di masjid atau lapangan.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Jemaah Haji Wukuf di Arafah
Dalam kesempatan itu, Fachrul juga mengimbau agar masyarakat tetap memperhatikan protokol kesehatan. Khususnya untuk para khotib, diimbau ceramah jangan terlalu panjang.
"Perpendek khotbah tanpa mengurangi syarat dan rukunnya. Yakinkan kalau daerah kita aman Covid, batasi pintu atau jalan masuk untuk permudah cek suhu jemaah, pakai masker, jaga jarak," jelasnya.
Sumber: CNN