Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman memastikan Pilkada Serentak 2020 tetap digelar 9 Desember meski kasus positif Covid-19 di Indonesia terus bertambah.
KPU sudah menghabiskan sekitar Rp1 triliun untuk persiapan. Arief mengatakan pilkada harus dilanjutkan agar energi dan dana yang sudah keluar tak sia-sia.
"Energi bangsa ini sudah dikeluarkan terlalu besar untuk menyelenggarakan pemilihan kepala daerah ini," kata Arief dalam webinar Pilkada Sehat 2020, Apa Syaratnya?, Rabu 29 Juli 2020.
"Kalau dihitung, sudah habis sekitar Rp1 triliun seluruh Indonesia," lanjutnya.
Baca Juga: Perkantoran Jadi Klaster Baru Corona, Satgas: Lebih Baik WFH
Arief mengakui memang ada opsi penundaan seperti diatur undang-undang. Namun Arief mengatakan tak ada yang bisa menjamin pandemi sudah selesai jika Pilkada Serentak 2020 digeser ke tahun 2021.
Dia menyebut, ada kemungkinan pandemi Covid-19 melandai beberapa bulan ke depan. Arief menyebut hal itu ia ketahui dari beberapa pihak, tapi tak menyebut sumber yang jelas.
"Atau justru sebagaimana prediksi banyak pihak sebetulnya ini akan mencapai puncaknya pada bulan Juli? setelah itu Agustus, September, mudah-mudahan ya sangat berharap kurvanya melandai," ucap saksi kasus suap PAW Harun Masiku itu.
Jika pun pandemi belum selesai, kata Arief, KPU sudah menyiapkan konsep pilkada sehat. KPU akan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 selama penyelenggaraan pilkada. Ia meminta seluruh pihak untuk bekerja sama menerapkan protokol tersebut.
Baca Juga: Update Kasus Corona: 104.432 Positif, 62.138 Sembuh, 4.975 Meninggal
Sementara itu, data per Rabu 29 Juli 2020, jumlah pasien yang positif virus Corona atau Covid-19 di wilayah Indonesia. Hingga hari ini, jumlah pasien yang positif bertambah 2.381 menjadi 104.432 orang.
Untuk pasien yang dinyatakan sembuh hari ini bertambah 1.599, sehingga total menjadi 62.138 orang. Sedangkan, pasien yang meninggal hari ini dilaporkan bertambah 74 menjadi 4.975.
Sumber: CNN