Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menetapkan empat kabupaten berstatus awas atau kode merah kekeringan meteorologis.
Keempat kabupaten itu yakni tiga kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB.
Status awas ini tertuang dalam Surat Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis yang dikeluarkan Deputi Klimatologi BMKG pada 24 Juli 2020.
Baca Juga: Fakta-fakta Parfum Kapal Perang Berusia Ratusan Tahun, Ahli: Terbuat dari Sperma Paus
Dilansir CNN, Minggu 26 Juli 2020, BMKG juga menetapkan 58 kabupaten/kota yang berstatus siaga atau kode oranye yang tersebar di NTT, NTB, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan.
BMKG menyatakan bahwa saat ini 69 persen wilayah telah memasuki musim kemarau seiring sirkulasi angin monsun Australia yang dominan dan bersifat kering dari arah timur-tenggara.
Wilayah yang memasuki musim kemarau ini tersebar di sejumlah daerah.
Sebanyak 31 persen diantaranya telah mengalami kondisi kering secara meteorologis dihitung berdasarkan indikator Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut atau deret hari kering yang bervariasi mulai dari 21-30 hari, 31-60 hari, dan di atas 61 hari.
Baca Juga: Ini 5 Wilayah Laporkan Nihil Per 26 Juli setelah Bertambah 1.492, Jadi 98.778 Kasus Positif Corona
Wilayah yang sudah mengalami deret hari kering lebih dari 30 hari yakni Bali (Bangli, Buleleng, Karangasem, Klungkung, Denpasar), Yogyakarta, Jateng (Karanganyar, Kebumen, Klaten, Purworejo, Sukoharjo, Wonogiri), Jatim (Bangkalan, Banyuwangi, Bondowoso, Gresik, Jember, Kota Surabaya, Lamongan, Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto, Ngawi, Pacitan, Pamekasan, Pasuruan, Ponorogo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo), NTB, NTT, dan Kepulauan Selayar-Sulsel.
Meski sejumlah wilayah di selatan Indonesia mengalami musim kemarau, BMKG meminta masyarakat yang tinggal di daerah ekuator mewaspadai potensi curah hujan yang berisiko banjir.
"Daerah yang tidak atau belum mengalami musim kemarau, terutama dekat ekuator, perlu waspada potensi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi yang berisiko banjir," katanya.
Berdasarkan perkiraan curah hujan probabilistik BMKG, beberapa wilayah yang berpotensi banjir dengan kategori tinggi yaitu sebagian Sulawesi Tengah dan Papua.
Sementara potensi banjir dengan kategori menengah ada di sebagian Aceh, Sumut, Sumbar, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, Sulsel, Sultra, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Sumber: CNN