Prasasti Batu Tulis yang berada seberang Istana Batu Tulis Kota Bogor mitos yang dipercaya warga setempat.
Adapun mitosnya dapat mengabulkan permintaan bagi siapapun yang berdoa dengan syarat mereka yang berdoa harus berhasil menjalankan ritual permohonan doa dengan sempurna.
Penjaga Prasti Batu Tulis bernama Sutirman mengatakan mitos terkabulnya doa itu sudah menjadi rahasia umum bagi peziarah peninggalan sejarah tersebut.
"Mitos itu kepercayaan masing-masing, menurut orang tua dulu kalau ada yang nyobain (ritual permohonan doa), apapun doanya akan terkabul," ujar Sutirman.
Dia menjelaskan ritual tersebut biasanya dilakukan di dalam sebuah ruangan. Di dalam ruangan terdapat situs berupa batu peninggalan kerajaan Pajajaran yakni prasasti batu tulis, batu tapak kaki, batu sandararan lutut dan batu lingga.
Baca Juga:
Sumur Keramat Bejagung di Tuban, Airnya Dipergunakan untuk Pengambilan Sumpah Pocong
Gua Ngerit di Trenggalek, Gua Eksotik Menyimpan Mitos Keberuntungan, Ini Syaratnya
Mereka yang melakukan permintaan doa akan melakukan niat dan mengucapkan syahadat tiga kali. Kemudian meletakkan kaki di atas batu tapak kaki, merunduk sedikit meletakkan lutut pada batu sandaran lutut, dan kemudian membaca Al Fatihah.
Setelah membaca Al Fatihah kemudian berjalan melewati belakang prasasti mengarah ke Batu Lingga. Kemudian peziarah akan melingkarkan kedua tangan ke batu lingga dengan posisi tubuh membelakangi batu. Jika lingkaran dua tangan menyatu, dipercaya bahwa doa akan terkabul namun jika dua tangan tidak menyatu, doa sulit terkabul.
"Ada juga yang melingkarkan tangannya di batu tapi tidak nyampe itu banyak, walaupun badannya tinggi besar, tanggannya panjang tapi gak nyampe dan ada juga yang badannya kecil malah nyampe," kata Sutirman.
Baca Juga:
Misteri Batu Cenneng, Beruara Aneh saat Dipikul
Serem! Hantu Jembatan Kayu Turi, Beri Uang ke Warga yang Melintas
Seram! Daftar Jembatan Angker dari Sabang Hingga Marauke
Lebih lanjut Sutirman menjelaskan prasasti Batu Tulis ini dipercaya sebagai tempat penobatan raja-raja Pajajaran di bawah kekuasaan prabu Siliwangi sekira tahun 1482-1521.
"Disini keseluruhan total ada 15 batu, di dalam ruangan ada enam batu, batu utamanya ada prasasti batu tulis dengan tulisan huruf pallawa yang membuat putranya Raja Siliwangi, yakni Surawisesa. Prasasti ini menjelaskan silsilah ayahnya waktu dinobatkan di prasasti ini," katanya.
Menurut Sutirman hingga kini banyak pengunjung yang datang untuk berziarah. Mereka rata-rata berasal dari luar Kota Bogor seperti Jakarta, Banten, hingga Cirebon.
Sumber: ayobogor.com