Banjir bandang yang melanda Luwu Utara, Sulawesi Selatan tak dipicu adanya longsoran akibat gempa tektonik.
Lebih lanjut, BMKG menyebut penyebab banjir bandang disebut karena curah hujan yang tinggi.
Menanggapi hal itu, PT ANTAM (Persero) Tbk telah menurunkan tim penyelamat atau Tim Rescue ANTAM sejak kemarin untuk membantu Basarnas mengevakuasi korban.
Baca Juga: BMKG Sebut Banjir Bandang Luwu Utara Tak Terkait Gempa Tektonik
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Correcto.id, hari ini, Selasa 21 Juli 2020, tim tersebut akan melakukan penyisiran di Desa Pombakka yang merupakan salah satu daerah terdampak banjir bandang ini.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan banjir bandang yang melanda Luwu Utara, Sulawesi Selatan tak dipicu adanya longsoran akibat gempa tektonik.
Lebih lanjut, BMKG menyebut penyebab banjir bandang disebut karena curah hujan yang tinggi.
Baca Juga: Dirasa Menjanjikan, Vaksin Corona Oxford September Sudah Tersedia?
"Hasil monitoring BMKG menjelang terjadinya banjir bandang juga tidak mencatat adanya aktivitas gempa tektonik di wilayah Kabupaten Luwu Utara. Sehingga peristiwa banjir bandang yang terjadi tidak ada kaitannya dengan kejadian longsoran yang diakibatkan gempa," kata Rahmat Triyono dalam keterangannya, Selasa 21 Juli 2020.
"Berdasarkan pengukuran hujan yang sampai ke bumi dan estimasi dari satelit cuaca memperlihatkan bahwa salah satu penyebab terjadinya banjir bandang di Luwu Utara pada tanggal 13 Juli 2020 adalah akumulasi curah hujan yang terjadi dalam beberapa hari sebelumnya dengan intensitas sedang hingga lebat yang turun di wilayah Masamba dan sekitarnya, terutama di wilayah perbukitan sebelah utara dan timur laut," ujarnya.