Di Pulau Jawa tidak hanya Suku Jawa dan Suku Sunda memiliki mitos dilarang menikah. Bahkan, orang Lamongan juga dilarang menikah dengan orang Kediri.
Mitos dari kedua Kabupaten di Provinsi Jawa Timur itu bermula dari cerita di masa akhir Kerajaan Mapahit. Saat itu Kerajaan Majapahit sedang meredup pengaruhnya karena perang saudara.
Baca Juga:
Pedas Bajul di Jember, Batu Dipercaya Jelmaan Siluman Buaya, Begini Cerita Seram dari Warga
Kisah Horor Wisma Erni Malang, Hantu Korban Pembantaian Ini Nampakkan Diri Menari
Mengetahui kondisi tersebut Adipati Kediri berniat memberontak kepada Majapahit untuk mengembalikan kejayaan trah Airlangga yang pernah memerintah di kerjaan Kadiri sebelum Majapahit ada. Tetapi Adipati Kediri tidak berani memberontak sendirian, lalu mengajak Adipati Lamongan.
Nah untuk berkoalisi dengan Adipati Lamongan, Adipati Kediri berniat menikahkan dua putrid kembarnya Dewi Andansari & Dewi Andanwangi dengan dua putra Adipati Lamongan yang bernama Panji Laras dan Panji Liris. Diharapkan dengan pernikahan politis ini Kediri bisa menggandeng Lamongan untuk menyerang Majapahit.
Namun, Bupati Lamongan merasa bimbang antara mau menerima atau menolak permufakatan jahat berbalut pernikahan tersebut. Jika ia menerimanya, ia takut dengan pembalasan Majapahit seandainya rencana kudetanya dengan Kediri terhadap Majapahit itu gagal.
Namun bila ia menolak dan kemudian Kediri berhasil menggulingkan Majapahit, maka Kediri pastinya pula akan membalas atas penolakannya tersebut. Disamping itu bila sampai terjadi perang saudara lagi, maka ekonomi dan perdagangan yang saat itu dikuasai oleh orang-orang pesisir utara Jawa akan terganggu.
Karena bimbang, Bupati Lamongan memutuskan untuk menguji kesungguhan dari Adipati Kediri. Adipati Lamongan mengajukan tiga syarat , pertama, Dewi Andansari & Dewi Andanwangi harus mau memeluk Islam. Kedua, keluarga mempelai wanita lah yang harus datang melamar kepada pihak keluarga mempelai pria. Ketiga, pihak mempelai perempuan harus datang dengan membawa anugerah berupa gentong air & alas tikar yang kedua-duanya harus terbuat dari batu.
Ternyata Adipati Kediri bersedia untuk memenuhinya dan menyuruh kedua putrinya untuk datang melamar ke Lamongan, sehingga mau tidak mau bupati Lamongan akhirnya bersedia untuk melaksanakan pernikahan tersebut. Tiba pada harinya, Dewi Andansari & Dewi Andanwangi diiringi dengan rombongan akbar orang-orang Kediri datang ke Lamongan.
Panji Laras dan Panji Liris di temani Ki Patih Mbah Sabilan diperintahkan oleh ayahnya untuk menjemput kedua putri Kediri tersebut di batas Kota Lamongan. Pada saat itu Lamongan sedang mengalami bencana banjir, sehingga mau tidak mau Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi mengangkat kainnya sampai ke paha supaya kainnya tersebut tidak basah.
Celakanya, lantaran hal itu Panji Laras dan Panji Liris bisa melihat bahwa ternyata kaki Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi ternyata berbulu lebat. Sehingga Panji Laras dan Panji Liris menolak untuk menikahi Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi serta meminta supaya rencana pernikahan tersebut dibatalkan.
Mendengar hal tersebut keruan saja membuat Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi merasa terhina kemudian mereka melakukan bunuh diri saat itu pula di hadapan Panji Laras dan Panji Liris. Melihat junjungan mereka dihina dan dipermalukan sehingga sampai bunuh diri, orang-orang Kediri sangat marah. Sehingga perang pun pecah.
Melihat nyawa Panji Laras dan Panji Liris dalam bahaya, maka Ki Patih Mbah Sabilan berjuang mati-matian untuk melindungi mereka, meski akhirnya Ki Patih Mbah Sabilan harus tewas dalam tugasnya melindungi nyawa Panji Laras dan Panji Liris.
Setelah patihnya tewas, orang-orang Lamongan semakin terdesak hingga akhirnya Panji Laras dan Panji Liris pun ikut tewas tanpa diketahui jenazahnya. Tidak puas hanya menewaskan Ki Patih Mbah Sabilan serta Panji Laras dan Panji Liris, orang-orang Kediri itu terus menyerang sampai ke pendopo kadipaten.
Baca Juga:
Khusus Bagi Jomblo, Objek Wisata Ini Punya Mitos Bantu Dapatkan Jodoh
Mitos Mandi di Sungai Bedadung Bisa Dapat Jodoh Orang Jember
Kisah Misteri Hutan Gumitir, dari Pasar Setan Hingga Mayat PKI
Dalam pertempuran di pendopo kadipaten tersebut, bupati Lamongan ikut gugur. Namun sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, Bupati Lamongan sempat berujar supaya nanti anak cucunya tidak boleh menikah dengan orang Kediri.
Begitulah kira-kira asal usul larangan menikah bagi orang Lamongan dan orang Kediri. Apakah saat ini masih banyak warga dari kedua daerah itu masih mempercai mitos ini?