Kejadian nahas menimpa anak lelaki di Arab Saudi. Pasalnya, bocah tersebut meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Shaqra setelah sebuah alat periksa swab hidung patah di dalam hidungnya.
Dilansir dari laman Sabaq News, kejadian itu berawal saat anak laki-laki itu dibawa ke rumah sakit karena menderita demam tinggi. Setelah itu, dia kemudian mendapat tindakan medis untuk memeriksa apakah anak itu menderita Covid-19.
Baca Juga: Akurat 98 Persen, Ini Alat Rapid Test Murah Buatan Lokal
Kala itu, ketika diperiksa menggunakan alat swab yang dimasukkan ke hidungnya, alat itu pun patah di dalam hidung sehingga membuat dokter menggunakan anestesi umum untuk menunjukkan hasil swab dari tenggorokkannya.
Kemudian, tanpa tindak lanjut, anak itu dibiarkan sehingga dia kehilangan kesadaran karena penyumbatan saluran pernapasan.
Melansir Gulf News, dia meninggal dunia 24 jam setelah memasuki rumah sakit tersebut.
Kemudian, ayah anak itu, Abdullah Al Joufan juga menceritakan detil kecelakaan tragis itu. Dia membenarkan bahwa dia menolak menjalani anestesi umum untuk anaknya.
Namun, dokter bersikeras dengan menunjukkan bahwa setelah tindakan, anak itu akan diperiksa oleh dokter spesialis anak, padahal staf rumah sakit mengatakan dokter spesialis anak sedang cuti.
Berbagai usaha telah dilakukan agar anak itu sadar kembali, Al Joufan pun sadar kalau kesehatan anaknya memburuk dan meminta pihak rumah sakit memindahkan putranya ke rumah sakit khusus di Riyadh.
Permintaan itu pun disetujui, namun ambulans datang terlambat sehingga anak lelaki Al Joufan meninggal dunia.
Terkait hal itu, Al Joufan pun menyerahkan 2 laporan penyelidikan atas kematian putranya dan penanganan yang salah atas situasi tersebut.
Baca Juga: Kembali Jalani Tes Corona, Hasil Tes Presiden Brasil Jair Bolsonaro Masih Positif
Dia juga memintah menteri kesehatan untuk membentuk komite penyelidikan segera mungkin.
Bahkan Al Joufan sendiri telah mendapatkan panggilan telepon dari Menteri Kesehatan, Dr Tawfiq Al Rabiah. Ia menyampaikan bela sungkawa atas kematian putranya, serta dari Direktur Urusan Kesehatan di Riyadh Hassan Al Shahrani.
Sumber: kompas.com