Menurut hasil survei Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies/ASITA), total kerugian yang ditanggung seluruh pengusaha BPW di bulan Maret 2020 lalu mencapai US$ 3,9 miliar setara Rp 54,6 triliun (kurs Rp 14.000/US$).
"Nah ini dari hasil survei Kita. Dari riset kita itu total kerugiannya US$ 3,9 miliar," ungkap Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat ASITA Nunung Rusmiati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI, Selasa 14 Juli 2020.
Rusmiati menjelaskan kerugian paling besar dirasakan oleh BPW inbound tour atau perjalanan wisatawan dari luar negeri ke dalam negeri dan BPW domestik atau di dalam negeri saja.
Baca Juga: Update Kasus Corona di RI: 78.572 Positif, 37.636 Sembuh, 3.710 Meninggal
Lalu, sisanya BPW Mice merugi hingga US$ 52,5 juta, BPW umroh US$ 659 juta, BPW outbound (dari domestik keluar negeri) US$ 432 juta dan BPW ticketing US$ 122,8 juta.
"BPW inbound itu sekitar US$ 1,3 miliar yang kehilangan. Dengan adanya COVID-19 jadinya sama sekali tidak ada. Pada fase pertama sebelum ada positif itu kita masih ada harapan karena masih bisa berjualan secara domestik tapi secara fase kedua Indonesia dinyatakan positif itu semua 95% dari anggota saya itu sama sekali tidak ada. Lalu domestik rugi US$ 1,33 miliar," paparnya.
"Lalu MICE rugi US$ 52 juta dan yang lain umroh, outbound, ticketing begitu juga," tambahnya.
Baca Juga: Inilah 5 Daftar Provinsi yang Nihil Kasus Corona Per 14 Juli
Sejak adanya kasus positif Corona (COVID-19) di Indonesia, hampir seluruh lini bisnis di industri pariwisata terkena dampaknya. Tak hanya hotel dan restoran yang menanggung kerugian sejak dihajar pandemi COVID-19, bisnis biro perjalanan wisata (BPW) juga demikian.
Sumber: Detik.com