Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya buka suara menanggapi kecaman dari seluruh dunia atas keputusannya memfungsikan kembali situs warisan dunia Hagia Sophia menjadi masjid.
"Keputusan ini tidak dibuat dengan mendengar apa yang orang lain katakan, tapi mempertimbangkan apa yang menjadi hak kami dan apa yang diinginkan negara kami [Turki]," ujar Erdogan, Sabtu 11 Juli 2020 waktu setempat, melansir AFP, Minggu 12 Juli 2020.
Erdogan menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil mewakili keinginan Turki dalam menggunakan hak kedaulatan yang dimiliki.
"Mereka yang tidak melawan Islamofobia di negaranya menyerang keinginan Turki untuk menggunakan hak-hak kedaulatannya," kata Erdogan melalui sebuah video.
Sejak lama, Erdogan telah berulang kali menyerukan agar bangunan bersejarah tersebut menjadi sebuah masjid. Pada 2018 lalu, Erdogan bahkan sempat membacakan ayat-ayat Alquran di Hagia Sophia.
Meski ditetapkan sebagai masjid, Erdogan tetap menjamin bahwa Hagia Sophia akan terbuka untuk semua pengunjung, termasuk non-Muslim. "Pintu Hagia Sophia akan tetap terbuka untuk pengunjung dari seluruh dunia," tulis ajudan Erdogan, Fahrettin Altun dalam akun Twitter-nya.
Tempat yang menjadi daya tarik bagi wisatawan di seluruh dunia itu pertama kali dibangun sebagai gereja di zaman Kekaisaran Byzantium. Namun, bangunan tersebut diubah menjadi masjid setelah Sultan Muhammad al Fatih merebut Istanbul dari Kekaisaran Byzantium pada 1453.
Baca Juga: Kembali Dibuka di Tengah Corona, Gereja Katedral Terapkan Protokol Kesehatan
Namun, pemerintahan Turki di bawah kepemimpinan mendiang Presiden Mustafa Kemal yang beraliran nasionalis-sekuler, bangunan tersebut kembali berubah status menjadi museum.
Sebelumnya, Keputusan Erdogan mendapat kecaman dari berbagai pihak di seluruh dunia, di antaranya Amerika Serikat dan Rusia. yang diketahui menjalin hubungan dekat dengan Turki dalam beberapa tahun terakhir.
Sumber: CNN