Makam keramat Mbah Kuwu Sangkan di Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, setiap hari dibanjiri peziarah. Kompleks makam keramat tersebut merupakan situs sejarah berdirinya Cirebon.
Banyak peziarah yang rela menginap di kompleks makam keramat itu. Sejarawan Cirebon, Raden Achmad Sofyan Safari menyebutkan, Mbah Kuwu Sangkan merupakan tokoh Babad Alas Islam di Cirebon. Mbah Kuwu Sangkan penyebar agama Islam di tanah Cirebon.
Peziarah yang datang tidak hanya ingin melihat dari dekat kondisi kompleks makam yang konon dikeramatkan masyarakat, tetapi ada juga yang melakukan salat, berzikir, menyepi atau bahkan mencari wangsit hingga berhari-hari. Sebagian besar dari mereka percaya jika bila melakukan kegiatan yang bersifat religi di tempat tersebut akan mendapat barokah.
Tingginya animo masyarakat untuk berziarah di makam tersebut karena tak lepas dari sejarah yang menyertainya. Dalam beberapa tulisan ahli sejarah menyebutkan, Mbah Kuwu Sangkan atau Mbah Kuwu Cerbon adalah pendiri Cirebon.
Nama aslinya, Pangeran Walangsungsang. Ia merupakan keturunan Prabu Siliwangi (Raja Pajajaran) dan istrinya Nyai Mas Subanglarang/Subang Krancang (Putri Mangkubumi Mertasinga Cirebon). Dua saudaranya bernama, Nyai Mas Ratu Rara Santang dan Pangeran Raja Sangara.
Baca Juga : Kisah Mistis dan Angker Dibalik Hamparan Batu Misterius di Sumedang
Baca Juga : Seram! Begini Kisah Mistis Tanjakan Selarong di Puncak Bogor yang Kerap Terjadi Kecelakaan
Baca Juga : Kisah Mitos Batu Minta Keturunan, Pemberi Jodoh dan Poligami di Ciamis, Minat?
Ketika mengembara dari kampung ke kampung, Mbah Kuwu Sangkan mendapat sebutan Pangeran Cakrabuana. Benda pusaka yang dimiliki adalah golok cabang, klambi waring, dan manuk sang bango. Selain itu, binatang peliharaannya bernama macan samba, kebo dongkol bulekarone, dan kucing sanggramawa.
Bahkan disebut-sebut, Mbah Kuwu ini merupakan orang pertama yang mengadakan peringatan Maulid Nabi, sehingga banyak orang datang berbondong-bondong demi mengalap berkah atau berdoa di tempat tersebut. Dulunya, tempat itu berupa hutan belantara yang dibabad dan dibangun sebuah pedukuhan.
Di tempat ini pula, banyak peziarah yang mengaku mengalami fenomena gaib. Seperti pernah melihat sosok macan putih ketika selesai salat Ashar. Setelah sekian lama saling berpandangan, macan putih itu pun menghilang. Banak yang menduga macan putih itu milik Prabu Siliwangi yang biasa berkeliaran di tempat itu.
Bahkan, agi warga Cirebon asli yang sering berziarah di tempat itu, baik hanya sekadar istirahat, salat atau keperluan lainnya, kemungkinan besar akan melihat wujud Mbah Kuwu. Bahkan bagi orang-orang yang memiliki indera batin yang kuat, biasanya Mbah Kuwu hadir saat diperlukan. Beliau kerap menolong atau sekadar memberi wejangan dan ia selalu mengajak pada kebaikan.
Dimana, tidak sedikit peziarah yang mendapat benda-benda pusaka, seperti batu akik, keris atau sejenisnya yang datang secara tiba-tiba. Kalau berharap dapat benda pusaka, malah tidak dikasih. Tapi yang tidak ada niat apa-apa tahu-tahu ada benda pusaka yang jatuh di hadapannya.
Baca Juga : Kisah Misteri Jembatan Tak Berujung di Puncak Pas Bogor yang Dijaga Dua Harimau dan Ular Rakasasa
Baca Juga : Curug Sawer, Wisata di Banten Masih Perawan yang Konon Dijaga Buaya Putih
Ketika malam tiba biasanya muncul cahaya-cahaya yang keluar atau masuk kompleks makam. Kelebatan cahaya itu terkadang berwarna putih dan terkadang merah. Termasuk terdengar suara-suara tanpa rupa, seperti auman macan, suara kaki kuda atau derap kaki manusia.
Tapi bagi sebagian besar peziarah, terutama mereka yang menginap, fenomena gaib seperti itu sudah tidak asing lagi. Mereka tidak merasa takut apalagi lari menjauh. Justru kebanyakan dari mereka ingin bertemu dengan Mbah Kuwu, baik langsung atau lewat mimpi.