Hingga saat ini masi terdapat bermacam-macam kepercayaan di seluruh dunia. Mulai dari mitos hingga legenda yang tak terhitung banyaknya.
Di dalam tatanan modern seperti sekarang ini, hal-hal tahayul rupanya tak kunjung termakan waktu. Bahkan kisah-kisahnya ada yang berkembang dan seakan merasuk ke dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satunya yakni Gang tanpa nama di Desa Lurah, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat disebut keramat. Dilansir dari detik.com bahwa banyak larangan dan mitos terkait jalan tersebut.
Jalan sempit itu lokasinya hanya berjarak sekitar 50 meter dari Balai Desa Lurah. Ada dua makam keramat di jalan tersebut. Masyarakat sekitar meyakini bagi orang yang memiliki hajat, baik itu menikah, ibadah haji, maupun mencalonkan diri jadi kepala desa dilarang melewati gang tersebut.
Baca Juga :Kisah Mitos Patung Perawan Sunti di Goa Sunyaragi Cirebon Jika Disentuh Akan Sulit Dapatkan Jodoh
Dua makam di jalan sempit tersebut merupakan makam Ki Telar Basah dan makam benda pusaka milik Syekh Maghribi. Jalan tersebut dikenal sebagai Jalan Ki Telar Basah, karena lokasinya berada di dekat makam Ki Telar Basah. Suasana jalan memang terlihat sepi, karena bukan merupakan jalur utama desa. Gang tersebut penghubung antar dusun, persis di sebelah masjid utama Desa Lurah.
Masyarakat Desa Lurah masih meyakini tentang mitos wilayah Telar Basah. Menurut, masyarakat yang memiliki hajat, seperti hendak menikah, ibadah haji, dan mencalonkan sebagai kepala desa tak berani melewati jalan tersebut. Pasalnya, masyarakat meyakini akan datang musibah ketika melewati jalan tersebut. Diyakini bikin apes.
Banyak masyarakat yang memiliki hajat, memilih jalan memutar alias menghindari jalan Ki Telar Basah. Saat pencalonan kepala desa, tak ada calon yang berani melewati jalan tersebut.
Larangan untuk melawati jalan Ki Telar Basah itu berawal dari kisah rombongan masyarakat Desa Lurah pada zaman dulu yang hendak bertamu ke kekeratonan Cirebon. Secara spesifik keraton yang dituju oleh rombongan itu membawa sebuah nangka untuk disantap saat sampai di keraton. Namun, ketika baru sampai di wilayah Ki Telar Basah, nangka yang dibawa itu jatuh ke balong yang ada di wilayah Ki Telar Basah.
Baca Juga :Bikin Merinding! Kisah Seram Ibu Bersalin di Rumah Sakit Sudah 5 Tahun Tak Terpakai di Cirebon
Nangka jatuh ke air, yang saat itu terdapat kolam. Ketika diambil rombongan itu, pas sampai di keraton nangka itu tak bisa di makan. Tak bisa dikupas karena kebal, berkali-kali dibacok pakai pedang tetap tak mempan. Hal itu karena nagka itu jatuh ke balong (kolam) itu.
Ki Telar Basah diyakini sebagai tokoh penyebar Islam di wilayah Desa Lurah pada zaman dulu. Sedangkan, makam benda pusaka milik Syekh Maghribi yang lokasinya berdampingan dengan Ki Telar Basah itu, sebagai bukti jika Syekh Maghribi sempat menyiarkan Islam di Desa Lurah.