Salah Satu Kelurahan di Depok Menganggap Hari Kamis Sebagai Hari Keramat, ini Alasannya

Salah Satu Kelurahan di Depok Menganggap Hari Kamis Sebagai Hari Keramat, ini Alasannya

Ekel Suranta Sembiring
2020-06-30 14:17:36
Salah Satu Kelurahan di Depok Menganggap Hari Kamis Sebagai Hari Keramat, ini Alasannya
Kota Depok (foto: Kompas.com)

Kelurahan Mampang merupakan salah satu kelurahan dari Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat. Warga kelurahan ini menganggap hari Kamis sebagai hari keramat. Maka dari itu,  mereka percaya untuk tidak melangsungkan acara-acara yang sifatnya hanya untuk bersenang-senang.

Dikutip dari sindonews, salah satu tokoh masyarakat Kelurahan Mampang bernama Suganda mengatakan, sejak dahulu hingga sekarang, masyarakat pribumi dari kelurahan Mampang percaya jika hari Kamis itu merupakan hari yang keramat.

Baca Juga: Pulo Majeti di Jabar, Tempat Beroda Memohon Keberkahan Hidup dan Menyimpan Cerita yang Mengerikan

"Orang pribumi Mampang, itu semua tahu kalau hari Kamis itu bukan hari yang pas untuk dilakukannya acara, seperti acara pernikahan dan jalan-jalan seperti tour. Apalagi yang sifatnya untuk foya-foya saja," terangnya dikutip dari sindo news.

Bahkan, kata Suganda, zamannya leluhur dahulu, masyarakat Mampang tiap hari Kamis itu tidak pernah melangsungkan acara apapun. Jika masih nekat, kemungkinan acara yang digelar tidak akan sukses.

Suganda lantas menceritakan pengalaman yang dia rasakan di kantornya di kelurahan Rangkapan Jaya. Beberapa tahun yang lalu, tepatnya saat dilangsungkannya upacara bendera di tanggal 17 Agustus.

Saat bendera sudah diikat di tali dan hendak dinaikan ke atas tiang tertinggi, tali pengerek bendera itu tidak dapat ditarik. Hingga petugas pengerek kesulitan dan lurah pun turut serta menarik tali tersebut. Tali pun tetap tidak dapat di tarik untuk menaikkan bendera kebangsaan itu.

"Kebetulan, 17 Agustus jatuh pada hari Kamis. Sedang lurahnya itu baru dan kebetulan juga bukan pribumi Depok. Lurah bilang upacara bendera tetap harus dilangsungkan. Semua hari itu baik, termasuk hari Kamis," ceritanya.

"Sudah biarkan saja dan berdoa supaya kita baik-baik saja. Lurah yakin leluhur pun tidak akan mengganggu. Tapi nyatanya, saya sendiri lihat itu benderanya tidak dapat di tarik. Padahal, kita semua sudah latihan selama satu jam sebelum acara berlangsung dan itu baik-baik saja selama latihan dan lancar semuanya. Eh begitu acara mulai pukul 07.00 WIB. Malah kejadian," tuturnya.

Dia pun menyatakan, akibat melekatnya keyakinan dalam dirinya dan warga asli Depok itu. Dia pun menilai kalau kesulitan yang terjadi di upacara 17 Agustus itu berkaitan dengan hari Kamis keramat yang telah di langgar oleh sang Lurah. Namun demikian, upacara tersebut dapat dilanjutkan kembali setelah semua warga yang hadir dalam upacar ikut berdoa bersama-sama agar dimudahkan dalam melangsungkan upacara tersebut.

"Setelah tiang diturunkan, bendera di copot dan tiang dinaikan lagi. Upacara pun kembali di ulang dari awal. Setelah itu, baru semuanya berjalan dengan lancar hingga selesai upacara. Nah, di situ banyak warga yang makin percaya kalau hari Kamis tidak boleh melakukan kegiatan apapun," terangnya.

Suganda membeberkan, sejatinya, hari Kamis itu dianggap keramat lantaran memiliki kaitan dengan pendiri Masjid Al Istiqomah. Hari kamis itu, sejatinya biasa di pakai oleh pendiri masjid sekaligus penyiar agama Islam untuk mengajarkan ajaran agamanya itu pada masyarakat sekitar.

Baca Juga: USU Teliti Minyak Atsiri Daun Eucalyptus untuk Anti Corona

"Leluhur saya itu menyatakan, kalau hari Kamis sebenarnya di khususkan agar masyarakat mendalami keimanannya dengan cara belajar agama. Masyarakat itu di minta untuk mengaji, baca Al Quran, salawatan, dan semacamnya," katanya.

"Pada zaman leluhur saya, hari Kamis memang dipakai untuk melakukan kegiatan agama itu. Malahan, waktu zaman leluhur saya, dari satu rumah ke rumah lainnya itu terdengar suara orang mengaji . Sekarang kan sudah berbeda zamannya, makanya saya pun merasa prihatin," paparnya.

Sumber: Sindo News


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30