Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para kepala daerah untuk hati-hati agar sektor kesehatan maupun ekonomi bisa berjalan beriringan.
"Yang kita hadapi ini adalah bukan hanya urusan krisis kesehatan tetapi juga masalah ekonomi, krisis ekonomi. Karena kalau kita lihat demand terganggu, supply terganggu, produksi terganggu, pada kuartal yang pertama kita bisa tumbuh, masih tumbuh keadaan normal kita di atas 5, tapi kuartal pertama kita tumbuh 2,97, masih bisa tumbuh 2,97. Tetapi di kuartal kedua kita sangat khawatir bahwa kita sudah berada di posisi minus pertumbuhan ekonomi kita," ujar Jokowi saat melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah yang disiarkan melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa 30 Juni 2020.
Baca Juga: Jokowi di Jawa Tengah: Jangan Paksa Terapkan New Normal Tanpa Melalui Tahapan yang Benar
"Inilah yang harus hati-hati mengelola memanajemeni krisis ini, agar urusan kesehatan dan ekonomi ini bisa berjalan beriringan," imbuhnya.
Jokowi mengatakan harus ada gas dan rem dalam mengatur strategi ekonomi dalam pandemi ini. Sehingga ekonomi bisa berjalan namun kasus COVId-19 tidak meningkat.
"Jadi saya harapkan gas dan rem itu betul-betul diatur, jangan sampai melonggarkan tanpa sebuah kendali rem, sehingga mungkin ekonominya bagus tapi mungkin COVID-nya juga naik, bukan itu yang kita inginkan," katanya.
Terakhir, Jokowi berharap penanganan COVID-19 bisa dilaksanakan dengan baik. Menurut Jokowi menjaga keseimbangan ekonomi dan mengendalikan virus Corona bukanlah pekerjaan yang mudah.
"COVID-nya terkendali tetapi ekonominya juga tidak mengganggu kesejahteraan masyarakat. Tapi ini bukan barang yang mudah, semua negara mengalami," kata Jokowi.