Obat Klorokuin Ternyata Tak Ampuh Lawan Corona, Pengujiannya Pun Dihentikan

Obat Klorokuin Ternyata Tak Ampuh Lawan Corona, Pengujiannya Pun Dihentikan

Dedi Sutiadi
2020-06-21 14:51:14
Obat Klorokuin Ternyata Tak Ampuh Lawan Corona, Pengujiannya Pun Dihentikan
Ilustrasi kandungan obat Klorokuin. (Foto: Istimewa)

Sempat jadi harapan untuk tangani wabah virus corona, ternyata sebuah penelitian menjukan obat Klorokuin tidak ampuh sembuhkan virus corona pada pasien. Penelitian tersebut bahkan menujukan dosis yang tinggi penggunan oabat tersebut bisa berakbita fatal hingga berujung kematian pada pasien. Penggunaan obat Klorokuin dengan dosis tinggi pada pasien pun dihentikan di sejumlah negara. 

Baca juga: Hati-hati Menonton Video Dewasa Secara Daring, Jadi Kedok Malware

Para peneliti di Brazil telah menghentikan pengujian obat antimalaria klorokuin untuk pasien terjangkit virus corona. Alasannya pengunaan obat klorokui dengan dosis tingi pada pasien justru mengakibtkan masalah aritmia jantung atau gangguan irama jantung yang membahayakan pasien. 

Pengujian ini awalnya dilakukan untuk  menguji apakah klorokuin bisa dinyatakan sebgai pengobatan aman dan efektif bagi pasien COVID-19. Peserta kemudian dibagi menjadi dua kelompok, satu dengan 'dosis tinggi' atau 600 mg dua kali sehari dalam 10 hari dan 'dosis rendah' sekitar 450 mg selama lima hari.

Namun, pada 81 pasien yang diberikan klorokuin, peneliti melihat adanya gejala yang mengkhawatirkan. Dalam beberapa hari setelah memulai pengobatan, lebih banyak kelompok dalam dosis tinggi mengalami masalah irama jantung.

Baca juga: Girun Lokalisasi di Malang, Masih Tetap Buka Meski di Tengah Pandemi

Dua pasien dalam kelompok dosis tinggi mengalami detak jantung cepat dan abnormal atau takikardia venterikel sebelum meninggal. Sebagai hasil dari temuan ini, para peneliti akhirnya menghentikan kelompok studi dosis tinggi. Mereka memperingatkan agar tidak menggunakan dosis tinggi untuk setiap pasien COVID-19.  

Mengutip Live Science, seorang peneliti mengungkapkan dalam dalam makalah mereka di MedRxiv bahwa sikap penghentian uji coba obat pada pasien tersebut nuk menghindari pengunaan dosis tingi obat pada pasien di seluruh dunia. 

"Studi ini memperlihatkan adanya kekhawatiran dan penghentian pemberian dosis tinggi di seluruh dunia," tulis peneliti dalam makalah mereka di MedRxiv, mengutip Live Science.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30