Sempat jadi harapan untuk tangani wabah virus corona, ternyata sebuah penelitian menjukan obat Klorokuin tidak ampuh sembuhkan virus corona pada pasien. Penelitian tersebut bahkan menujukan dosis yang tinggi penggunan oabat tersebut bisa berakbita fatal hingga berujung kematian pada pasien. Penggunaan obat Klorokuin dengan dosis tinggi pada pasien pun dihentikan di sejumlah negara.
Baca juga: Hati-hati Menonton Video Dewasa Secara Daring, Jadi Kedok Malware
Para peneliti di Brazil telah menghentikan pengujian obat antimalaria klorokuin untuk pasien terjangkit virus corona. Alasannya pengunaan obat klorokui dengan dosis tingi pada pasien justru mengakibtkan masalah aritmia jantung atau gangguan irama jantung yang membahayakan pasien.
Pengujian ini awalnya dilakukan untuk menguji apakah klorokuin bisa dinyatakan sebgai pengobatan aman dan efektif bagi pasien COVID-19. Peserta kemudian dibagi menjadi dua kelompok, satu dengan 'dosis tinggi' atau 600 mg dua kali sehari dalam 10 hari dan 'dosis rendah' sekitar 450 mg selama lima hari.
Namun, pada 81 pasien yang diberikan klorokuin, peneliti melihat adanya gejala yang mengkhawatirkan. Dalam beberapa hari setelah memulai pengobatan, lebih banyak kelompok dalam dosis tinggi mengalami masalah irama jantung.
Baca juga: Girun Lokalisasi di Malang, Masih Tetap Buka Meski di Tengah Pandemi
Dua pasien dalam kelompok dosis tinggi mengalami detak jantung cepat dan abnormal atau takikardia venterikel sebelum meninggal. Sebagai hasil dari temuan ini, para peneliti akhirnya menghentikan kelompok studi dosis tinggi. Mereka memperingatkan agar tidak menggunakan dosis tinggi untuk setiap pasien COVID-19.
Mengutip Live Science, seorang peneliti mengungkapkan dalam dalam makalah mereka di MedRxiv bahwa sikap penghentian uji coba obat pada pasien tersebut nuk menghindari pengunaan dosis tingi obat pada pasien di seluruh dunia.
"Studi ini memperlihatkan adanya kekhawatiran dan penghentian pemberian dosis tinggi di seluruh dunia," tulis peneliti dalam makalah mereka di MedRxiv, mengutip Live Science.