Di Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terdapat lokasi wiasata yang cukup ternama bernama Aek Sipitu Dai yang berarti Air Tujuh Rasa. Uniknya, meskipun berasal dari satu sumber, rasa air di setiap pancuran yang ada di lokasi ini berbeda-beda. Selain itu, mata air ini pun dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Entah apakah pendapat yang masuk akal untuk menjelaskan fenomena tersebut, namun yang jelas ada cerita yang melatarbelangi lahirnya Air Tujuh Rasa itu.
Baca Juga: Lompat Batu dari Suku Nias, Begini Cara Berlatih dan Tujuannya Bagi Para Pemuda Nias
Dikutip dari hetanews, seorang warga yang rumahnya persis di depan Aek Sipitu Dai bernama Ompung Bona boru Sihotang mengatakan, sumber air tersebut sudah ada sejak dahulu. Cerita berawal saat Ompung Langgat Limbong, generasi ke dua dari Marga Limbong sedang kehausan dan pergi mencari air.
Namun dia tak kunjung mendapatkan mata air untuk diminum. Ia lalu berhenti persis di Lokasi mata air yang ada saat ini.
Dalam kehausan dan kelelahannya, Ompung Lanngat Limbong lalu berdoa. Selanjutnya, dia menancapkan tongkatnya ke tanah, namun air tak juga keluar. Dia kemudian melakukan hal itu berkali-kali hingga tujuh kali, namun usahanya tak kunjung membuahkan hasil.
Dia kemudian menengadah ke atas dan berdoa meminta air. Tak lama, ketujuh lobang bekas tancapan tongkatnya langsung mengeluarkan air.
Objek Wisata ini terletak di Desa Aek Sipitu Dai, sumber mata air di lokasi ini terletak di bawah sebuah pohon rimbun.
Banyak yang datang ingin merasakan apakah benar tujuh pancuran di sana punya rasa yang berbeda. Ada juga yang ingin membuktikan khasiat air pancuran ini. Ya, pancuran di Aek Sipitu Dai memang punya khasiat masing-masing. Dari enteng jodoh hingga kelancaran dalam proses persalinan.
Baca Juga: Unik, Bertukar Istri, Jadi Tradisi Suku Drokpa Agar Terhindar dari Roh Jahat
Saat bekunjung ke Aek Sipitu Dai, kamu bisa mencicipi air dari setiap pancuran. Dengan begitu, kamu bisa membuktikan apakah rasa airnya berbeda dari air pada umumnya.
Untuk berkunjung, kamu harus menempuh perjalanan dari Tomok, ibu kota Kabupaten Samosir, sejauh kurang lebih 60 kilometer. Di lokasi, kamu harus membayar retribusi Rp 2.000 untuk masuk ke lokasi pancuran.