Fenomena langka Gerhana Matahari Cincin (GMC) akan kembali lagi berlangsung pada, Minggu (21/6/2020). Dimana, Indonesia merupakan salah satu negara yang dapat menyaksikannya, kendati fenomena ini akan termati sebagai Gerhana Matahari Sebagian.
Kepala Balai Besar Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan Edison Kurniawan menyampaikan, Provinsi Sumut dan Aceh termasuk sebagai salah satu wilayah di tanah air yang dapat teramati Gerhana Matahari Sebagian ini.
Baca Juga: Trenggiling, Hewan Dianggap Jelmaan Hantu di Dijadikan Menjadi Obat Kuat Pria di Kalsel
Dia menjelaskan, di Provinsi Aceh, Gerhana Matahari Sebagian ini akan berlangsung dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,136 di Sinabang hingga 0,231 di Sabang.
"Secara umum, gerhana di Aceh akan dimulai pada pukul 13.16 WIB dan puncak gerhana terjadi pada pukul 14.40 WIB. Gerhana baru akan berakhir pada pukul 15.48 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Aceh rata-rata adalah 2,23 jam," jelasnya, Kamis (18/6/2020).
Sementara itu, untuk Provinsi Sumut, Edison menerangkan, Gerhana Matahari Sebagian yang teramati ialah dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,092 di Teluk Dalam hingga 0,189 di Stabat.
"Secara umum, gerhana di Sumut akan dimulai pada pukul 13.37 WIB, dengan puncak gerhana terjadi pada pukul 14.48 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 15.48 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Sumut rata-rata adalah 1,91 jam," terangnya.
Baca Juga: Timo Werner, Pemain Muda Berbahaya Dibeli Chelsea, Ini Alasannya
Lebih lanjut, Edison menyampaikan, GMC terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris dan pada saat itu piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari. Akibatnya, saat puncak gerhana, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.
Di Indonesia sendiri, Edison mengatakan, GMC 21 Juni 2020 ini akan melewati 432 pusat kota dan kabupaten di 31 provinsi berupa Gerhana Matahari Sebagian, dengan magnitudo terentang antara 0,000 di Kepanjen, Jawa Timur sampai dengan 0,522 di Melonguane, Sulawesi Utara. Adapun di 83 pusat kota lainnya, yaitu 2 kota di Bengkulu, 7 kota di Lampung,se 10 kota Jawa Tengah, dan 7 kota di Jawa Timur, serta semua kota di Jawa Barat (terkecuali Indramayu), Banten, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta tidak akan dilalui gerhana ini, karena nilai magnitudo gerhananya kurang dari 0.
"Oleh karena itu, waktu-waktu kejadian gerhana di setiap lokasi akan berbeda-beda. Di Indonesia, waktu mulai gerhananya paling awal adalah di Sabang, Aceh, yang terjadi pada pukul 13.16.00,5 WIB. Adapun kota yang waktu mulai gerhananya paling akhir adalah di Kepanjen, Jawa Timur, yaitu pukul 15.19.49,3 WIB," ujarnya.
Demikian juga, sambung dia, waktu Puncak Gerhana, akan berbeda-beda di setiap daerah. Di Indonesia, daerah yang akan mengalami waktu saat puncak gerhana paling awal adalah kota Sabang, Aceh, yang terjadi pada pukul 14.34.52,4 WIB. Adapun kota yang akan mengalami waktu puncak paling akhir adalah Agats, Papua, yaitu pukul 17.37.26,3 WIT.
"Adapun waktu Kontak Akhir paling awal akan terjadi di Tais, Bengkulu yang terjadi pada pukul 15.06.39,8 WIB dan waktu Kontak Akhir paling akhir akan terjadi di Melonguane, Sulawesi Utara, pada pukul 17.31.44,9 WITA. Dengan membandingkan selisih antara waktu kontak akhir dan waktu kontak awal di setiap kota dapat diketahui bahwa durasi gerhana paling sebentar akan terjadi di Kepanjen, Jawa Timur, yaitu hanya selama 3 menit 17,1 detik. Sementara durasi gerhana paling lama akan terjadi di Sabang, Aceh, yaitu selama 2 jam 27 menit 11,1 detik," paparnya.
Edison menambahkan, meskipun peristiwa GMC di suatu lokasi dapat diprediksi dengan baik, peristiwa tersebut tidak berulang di lokasi tersebut dengan siklus tertentu. GMC sebelumnya yang dapat diamati di Indonesia adalah GMC 22 Agustus 1998, yang jalur cincinnya melewati Sumatera bagian Utara dan Kalimantan bagian Utara. GMC 26 Januari 2009 yang jalur cincinnya melewati Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan, dan GMC 26 Desember 2019 yang jalur cincinnya melewati Sumatera bagian Utara dan Kalimantan bagian Utara.
"Adapun GMC yang akan datang yang dapat diamati di Indonesia adalah GMC 21 Mei 2031, yang jalur cincinnya melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, serta GMC 14 Oktober 2042 yang jalur cincinnya melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Tmur," pungkasnya.
Penulis: Stepanus Purba
Editor: Enda Tarigan