Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.077 per dolar AS pada Kamis 18 Juni 2020. Posisi tersebut menguat tipis 0,04 persen dibanding Rabu 17 Juni 2020 yang di Rp14.082.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.186 per dolar AS atau menguat dari Rp14.234 per dolar AS pada Rabu 17 Juni 2020.
Baca Juga: Uang Koin Kelapa Sawit Dijual Mahal, Ini Deretan Koin Lainnya yang Diburu
Penguatan juga terlihat hampir di seluruh mata uang kawasan Asia. Dolar Singapura menguat 0,11 persen, dolar Taiwan menguat 0,05 persen, won Korea Selatan menguat 0,47 persen, peso Filipina melemah 0,25 persen, dan rupee India menguat 0,02 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif terhadap dolar. Dolar Australia melemah 0,15 persen, sementara franc Swiss melemah 0,06 persen. Sebaliknya, dolar Kanada menguat 0,21 persen dan poundsterling Inggris menguat 0,29 persen.
Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah ditopang oleh pemangkasan suku bunga Bank Indonesia pada hari ini.
Kendati demikian, pasar masih mencermati penurunan suku bunga Bank Indonesia yang tidak dibarengi dengan penurunan suku bunga kredit, sehingga kurang menarik bagi dunia usaha maupun rumah tangga untuk mengambil pinjaman mengakibatkan roda perekonomian kembali stagnan.
Dalam penutupan perdagangan hari ini, mata uang garuda ditutup menguat tipis sebesar 5 point di level 14.077. sedangkan dalam perdagangan besok rupiah kemungkinan akan terjadi fluktuatif namun ditutup menguat tipis di kisaran 14.040-14.110.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Kamis Pagi, Siap Jual?
Ia juga mengingatkan dampak pandemi virus corona membawa perekonomian secara global mengalami penurunan yang signifikan. Bahkan Bank Dunia, IMF maupun OECD secara berjamaah merevisi pertumbuhan ekonomi baik di AS, Eropa maupun Asia terutama Indonesia.