Bagi warga Sulawesi Selatan (Sulsel) cerita soal parakang sudah tak asing meski belum dapat dipastikan kebenarannya. Mitos soal parakang pernah diangkat ke layar lebar oleh sineas lokal pada 2017.
Parakang merupakan seorang manusia yang bisa berubah-ubah menjadi hewan, tumbuhan, benda atau apa saja. Konon orang yang menjadi parakang adalah mereka yang belajar ilmu hitam, tapi tidak selesai mempelajarinya atau gagal atau tak sanggup melakoni beratnya tahapan.
Karena hal itu, manusia dengan ilmu hitam yang setengah-setengah menempel di tubuhnya, akhirnya berubah menjadi makhluk jadi-jadian. Selain itu, masyarakat juga meyakini bahwa darah parakang bisa diturunkan seseorang pada anak cucunya.
Di keadaan normal, wujud parakang dikatakan tak ubahnya manusia biasa. Namun saat makhluk gaib ini beraksi, matanya terlihat seram dengan bola berwarna merah menyala, lidah cukup panjang yang kadang dijulurkan keluar, kulit keras dan tebal, kuku tajam memanjang, serta tak mempan ditembus apa saja.
Baca Juga : Bikin Merinding! Kisah Seram Hantu Cantik yang Gemar Menggoda Pria Sebagai Mangsanya di Pulau Sulawesi
Tak seperti makhluk gaib lain yang kerap berubah wujud di malam hari, parakang justru tak mengenal waktu perubahan. Entah itu siang atau malam hari, bahkan di manapun mereka berada, parakang bisa berubah dengan mudahnya sesuai kehendak si empunya ilmu. Tak hanya berubah menjadi penampakan seram, parangkang juga mampu menjelma hewan dan benda
Meski memiliki kemampuan menjelma menjadi hewan atau benda di sekitar kita, parakang tetaplah makhluk yang tidak sempurna. Karenanya, jelmaan mereka memiliki perbedaan mencolok yang dengan mudah bisa diketahui orang lain.
Misalnya saat berubah menjadi hewan kucing atau anjing, bagian kaki belakang lebih panjang. Selain itu, cara jalan hewan perwujudan dari parakang cenderung menunduk di bagian depan. Namun saat berubah menjadi pohon, bentuknya terdiri dari dua ranting saja yang merupakan perwujudan dari kedua tangan manusia.
Berdasarkan kisah turun temurun yang diceritakan, parakang mengincar mereka yang berada di ambang kematian. Tujuannya untuk menghisap organ dalam seperti usus, hati, dan lain sebagainya.
Baca Juga : Bikin Bulu Kuduk Merinding, Kisah Seram Dua Patung di Manado Ini Dikabarkan Bisa Bergerak Sendiri
Anak-anak dan orang tua yang dalam kondisi sekarat konon didatangi oleh parakang. Selain itu, ibu hamil yang mengandung janin dianggap sebagai mangsa dengan makanan segar di dalam perutnya.
Selain bisa tampil menjadi wujud menyeramkan bahkan menjadi benda atau binatang aneh, parakang katanya juga memiliki kekurangan. Konon, makhluk jadi-jadian ini bisa menghilang saat hanya dipukul sebanyak satu kali. Sebaliknya, memukulnya lebih dari sekali justru tak berpengaruh. Karenanya, pukul sekali saja. Setelah terpukul sekali, maka jasad mereka dikatakan akan meninggal.
Orang pedalaman Sulawesi Selatan umumnya paham jika tiba-tiba ada meninggal di rumahnya tanpa sakit, bisa jadi mereka adalah parakang yang terkena pukulan tunggal. Sebab dalam prakteknya, parakang hanya jiwanya yang berkeliling mencari mangsa. Namun jasadnya ditinggal di rumahnya sendirian. Saat jiwa gentayangan dipukul, maka jasadnya spontan akan kesakitan dan binasa.
Baca Juga : Misteri Wentira di Sulawesi Tengah yang Dipercaya Masyarakat Sebagai Kota Gaib Tempat Pemukiman Jin
Saking terkenalnya kisah tentang parakang, terhitung sudah kali kedua makhluk gaib ini dijadikan film (lingkup lokal dan nasional). Konon, makhluk ini masih tetap ada hingga sekarang di daerah perkampungan dalam Sulawesi Selatan. Sebab saat akan meninggal, parakang akan menurunkan ilmunya pada seseorang sebelum dirinya mati.
Jika tidak, kematiannya akan sangat menyengsarakan. Hal inilah yang membuat parakang secara turun temurun tak pernah benar-benar hilang. Sampai saat ini mitos mengenai parakang masih dipercaya oleh masyarakat di Sulawesi Selatan.