Presiden Jokowi kabarnya memanggil Adian Napitupulu yang merupakan politikus PDIP datang ke istana.
Pemanggilan tersebut, terkait tulisannya yang mengkritik kinerja Menteri BUMN Erick Thohir.
Tidak hanya sampai disitu Presiden Jokowi memanggil Aktivis 98 di Istana Negara pada 12 Juni 2020 lalu.
Bahkan, Adian juga mengaku sempat berdiskusi dengan Jokowi, terutama terkait dengan kritik Adian terhadap Kementerian BUMN di bawah Menteri Erick Thohir.
Baca Juga: Menteri Nadiem: Kuliah Dimulai Agustus 2020 Tapi Masih Online
Dari hasil diskusi bersama Jokowi selama 70 menit, Adian mengaku Presiden Jokowi tidak marah dan menampung masukannya, terutama terkait penegasan beberapa hal yang dirasa perlu.
Sementara itu dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR pada 9 Juni 2020 lalu, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan bahwa lima BUMN mendapat dana pinjaman yang harus dikembalikan beserta bunganya.
Dana itu tak dapat dikonversi menjadi penyertaan modal pemerintah.
Kelima BUMN itu adalah PT Garuda Indonesia, PT Kereta Api Indonesia, PT Perkebunan Nusantara, PT Krakatau Steel, dan Perum Perumnas.
Menaggapi hal itu Anggota DPR Komisi VI
Mukhtarudin, mengatakan siapapun berhak memberikan masukan keritikan kepada pemerintah pemerintah.
"saya kira siapapun tidak mempermasalahkan siapa saja yang memberikan masukan dan keritikan kepada pemerintah" ujar Mukhtarudin dalam wawancara bersama Kompastv, Minggu 14 Juni 2020.
Menurut politikus Partai Golkar, pandemi covid-19 memepengaruhi perekonomian kita dan berdampak pada kinerja BUMN. Menurut dia, BUMN harus diselamatkan dengan berbagai cara.
" BUMN harus di selamatkan terkait dengan penyelamatan itu menjadi PR kita dan konsen kita semua BUMN kita juga harus di perbaiki dari hari ke hari ke hari dari tahun ke tahun fakta menunjukan bahwa BUMN kita yang juga mengalami penurunan dari intregritas maupun deviden kepada negara saya kita momentumnya bukan hanya dari sekarang tapi dari dulu memberikan masukan rekonstruktif" ujarnya.
Baca Juga: NasDem Colek Pemprov DKI: Sudah Siap Antisipasi Kelonjakan Pengunjung Mal?
Mennagapi itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan dalam dalam membehani BUMN, seorang Erick Thohir mengedepankan profesionalitas yang di sesuaikan dengan kebutuhan perusahaan ber plat merah.
"Kita dan pak Erick benar-benar mengedepankan yang namanya profesionalitas dan disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan perusahaannya. " ujar Arya Sinulingga
"soal ada yang merekomendasikan sah-sah saja, tapi kita harus profesional," tambah Arya.