Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berusaha keras memaksimalkan kinerja perusahaan-perusahaan BUMUN. Dirinya tengah memantau belanja modal (capex) PT PLN (Persero). Tingginya angka belanja perusahaan listrik negara tersebut cukup riskan untuk disalahgunakan. Selain itu Erick juga merombak sejumlah direkasi PT Pertamina yang tujuan untuk optimalisasi Pertamina.
Erick meminta agar alokasi capex PLN yang mencapai Rp100 triliun dipotong 30 hingga 40 persen. Hal tersebut bukan tanpa alasan, dirinya menilai angka tersebut begitu tinggi dan riskan disalahgunakan.
"Ini salah satu capex PLN yang kami tinjau. Mudah-mudahan tidak ada yang main proyek. Kalau ada nanti biasa lah kena batunya," ujar Erick dalam konferensi pers, Jumat 12 Juni 2020.
Baca juga: Erick Thohir Kembali Rombak Perusahaan Plat Merah, Komisaris 13 Perusahaan PTPN Jadi Sasaran
Eric juga mendorong agar pelayanan listrik konsumen dikerjakan dengan etos yang baik. PLN menurutnya wajib memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat.
"Jadi service ke customer terus ditingkatkan. Ini bukan era 'oh, butuh listrik ya datang ke sini,'"ujarnya.
Selain PLN, perusahaan plat merah lainnya yang tengah menjadi perhatian khusus Menteri BUMN tersebut adalah PT Petamina. Erick telah melakukan perombakn besar-besaran guna lebih mengoptimalkan kinerja perusahaan minyak milik negara tersebut.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar hari ini, Jumat 12 Juni 2020, Erick mencopot 6 dari 11 anggota direksi perseroan namun tetap mempertahankan Nicke Widyawati sebagai direktur utama.
Enam direktur yang diberhentikan, yaitu Direktur Hulu Dharmawan H. Samsu, Direktur Pengolahan Budi Santoso Syarif, dan Direktur Pemasaran Korporat Basuki Trikora Putra. Kemudian, Direktur Pemasaran Ritel Mas'ud Khamid, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Tallulembang, dan Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Heru Setiawan.
Baca juga: Nyatakan Program Restrukturisasi, Erick Thohir Pangkas BUMN Jadi 107
Selain Nicke, empat direktur yang dipertahankan adalah Direktur Keuangan Emma Sri Martini, Direktur Logistik Mulyono, Direktur SDM Koeshartanto, serta M. Haryo Yunianto. Namun, Haryo menempati jabatan dengan nomenklatur baru, yaitu dari Direktur Manajemen Aset menjadi Direktur Penunjang Bisnis.
Perombakan tersebut merupakan salah satu langkah untuk menjadikan pertamina sebagai holding company yang memang secara struktur cukup dengan enam direksi.
"Pertamina itu holding nanti ada sub holding. Yang holding direkturnya ya memang cuma 6. Enggak boleh lebih. Ada direktur utama, direktur keuangan, direktur sumber daya manusia, dan lain-lain," kata Erick dalam konferensi pers di kantornya, Jumat 12 Juni 2020.
Berikut daftar komisaris dan direksi Pertamina:
Komisaris
Komisaris Utama: Basuki Tjahaja Purnama
Wakil Komisaris Utama: Budi Gunadi Sadikin
Komisaris: Ego Syahrial
Komisaris: Condro Kirono
Komisaris: Isa Rachmatarwata
Komisaris: Alexander Lay
Komisaris: David Bingei
Direksi:
Direktur Utama: Nicke Widyawati
Direktur Penunjang Bisnis: M. Haryo Yunianto
Direktur Keuangan: Emma Sri Martini
Direktur Sumber Daya Manusia: Koeshartanto
Direktur Logistik: Mulyono
Direktur Strategi: Iman Rachman