Meninggal hingga Picu Demo di AS, George Floyd Ternyata Positif Corona Sejak April

Meninggal hingga Picu Demo di AS, George Floyd Ternyata Positif Corona Sejak April

Ahmad
2020-06-04 16:44:37
Meninggal hingga Picu Demo di AS, George Floyd Ternyata Positif Corona Sejak April
Foto: BBC

George Floyd dinyatakan positif terinfeksi corona (Covid-19). Berdasarkan laporan CNN International, lelaki yang kematiannya memicu amarah warga AS itu, adalah penderita Covid-19.

Hal ini didapat dari laporan otopsi pemerintah di Hennepin yang dirilis, Kamis 4 Juni 2020. Floyd di test corona dengan cara polymerase chain reaction (PCR).

"Usap hidung post mortem ditemukan positif untuk RNA 2019-nCOV," tulis laporan itu, dilansir dari CNBC, Kamis 4 Juni 2020.

Baca Juga: Kematian George Floyd Picu Reaksi Lantang Suarakan Anti-Rasialisme Banyak Pihak, Termasuk Atlet Dunia Ini

Secara lebih lanjut hal ini juga dikatakan dokter otopsi dr. Andrew Baker. Namun, ditegaskannya sepertinya Floyd merupakan orang tanpa gejala.

"Hasil otopsi sepertinya merefleksikan kasus asimtomatik tetapi PCR menunjukkan adanya infeksi," katanya. 

Dia menjelaskan, dalam kematian Floyd mungkin ini tidak berpengaruh wabah tersebut.

Sebelumnya dalam otopsi independen, ia disebut meninggal karena dibunuh. Di mana ia menderita sesak nafas lantaran leher dan punggungnya ditekan. Ini menyebabkan tidak ada aliran darah ke otak.

George Floyd adalah seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun. Ia mwninggal saat akan ditangkap polisi. Kematiannya tersebut, justru menjadi semangat anti rasisme di AS menyebar.

Dilansir AFP, tragedi ini bermula saat George ditangkap karena diduga melakukan transaksi memakai uang palsu. Uang yang ia gunakan senilai US$ 20 (Rp 292 ribu).

Laporan itu disampaikan pada 25 Mei siang, ketika Floyd membeli sebungkus rokok dari sebuah toko kelontong, Cup Foods. Pegawai toko melapor ke polisi karena meyakini uang tersebut palsu. 

Baca Juga: Inilah Sosok George Floyd yang Guncang Amerika Serikat

Dalam laporan ke 911 sekitar pukul 20.00 itu, sang pegawai mengaku gerak-gerik Floyd mencurigakan. Dalam transkrip percakapan yang dirilis otoritas setempat, ia meminta Floyd mengembalikan rokok yang dibeli namun ditolak.

Ia bahkan mencurigai Floyd tengah mabuk dan tidak menguasai diri. Tak lama setelahnya, sekitar pukul 20.08, polisi datang ke tempat kejadian dan menghampiri Floyd yang duduk di ujung luar toko.

Dalam sebuah video yang menjadi viral, saat penangkapan sang polisi bernama Derek Chauvin, menekan leher Floyd dengan lututnya. Padahal ia dalam keadaan sedang diborgol dan menelungkup di pinggir jalan, Selama kurang lebih tujuh menit.

Dalam video itu terlihat floyd berkali-kali merintih kesakitan dan mengaku sulit bernafas. Ia bahkan sempat menangis dan memanggil ibunya sesaat sebelum tewas.

"Lututmu di leherku. Aku tidak bisa bernapas... Mama. Mama," ujar George diiringi dengan rintihan sebelum tewas.

Beberapa masyarakat yang berada di lokasi kejadian meminta Chauvin untuk melepaskan lututnya dari leher Floyd. Sayangnya permintaan tersebut tidak diindahkan.

Saat Floyd tidak lagi bergerak dan merintih, ia langsung dibawa ke rumah sakit dengan mobil ambulan. Sesampainya di rumah sakit Hennepin County Medical Center, ia dinyatakan meninggal dunia.

Pemilik toko bernama Mike Abumayyaleh mengatakan sebenarnya Floyd adalah sosok yang ramah. Bahkan termasuk langganan toko tersebut.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30