Sebuah perusahaan di China dinilai terlalu berlebihan memberikan hukuman kepada pegawainya karena tidak mencapai target penjualan.
Pasalnya, pegawai dari sebuah perusahaan China dipaksa untuk memakan cacing hidup sebagai hukuman karena tidak dapat mencapai target penjualan, seperti dikutip dari Daily Star.
Hal itu baru terungkap setelah video yang memperlihatkan kejadian tersebut menjadi viral di internet.
Baca Juga: Viral! Pasangan Mesum Diciduk Warga di Semak-semak
Video itu memperlihatkan para pegawai yang mengenakan rompi perusahaan sedang berdiri melingkar sambil menjalankan hukuman yang aneh. Para pegawai itu memegang cacing yang sedang menggeliat di atas selembar tisu. Salah satu pegawai kemudian terlihat memasukkan cacing itu ke dalam mulutnya lalu segera meminum banyak air, sementara pegawai lainnya masih berusaha menemukan keberanian untuk melakukan hal itu.
Kemudian bagi pegawai yang merasa tidak sanggup melakukannya lalu dipaksa untuk membungkus cacing tersebut dengan tisu dan menelannya secara utuh. Dalam video tersebut juga dapat terdengar seorang pria yang mengatakan, "Kadang-kadang itu bisa meledak di mulutmu jika kamu menggigitnya."
Karena itu, pria tersebut menyarankan para pegawai untuk membungkus cacing hidup tersebut dengan tisu dan memakannya. Video viral diduga direkam di kantor Bijie Sanhe Pinwei Decorating pada 25 Mei 2020.
Seorang sumber melaporkan video tersebut kepada pemerintah kota dan mengatakan bahwa ada beberapa pilihan lain yang bisa dilakukan oleh pegawai yang gagal mencapai target.
Baca Juga: Heboh! Pria Bandung Diciduk Bawa Sabu,Saat Dicicipi Polisi Ternyata Isinya Garam
Adapun beberapa pilihan itu seperti, membayar denda sebesar Rp 892 ribu secara tunai, membersihkan toilet kantor selama 15 menit, menyediakan sarapan untuk seluruh pegawai kantor, atau memakan ikan Loach mentah.
Berdasarkan keterangan dari sumber tersebut, biasanya para pegawai yang gagal mencapai target hanya mendapat hukuman berupa squat atau memakan telur mentah. Namun sejak bulan lalu, hukuman yang diberikan menjadi lebih berat.
Hingga saat ini, video tersebut masih diselidiki oleh Biro Peraturan Pasar Distrik Qixingguan. Hasil dari penyelidikan nantinya akan dipublikasikan oleh pemerintah di wilayah tersebut.
Sementara, seorang asosiasi pengacara Bijie, Jiang Zhenxiang, mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut telah melanggar hukum perburuhan di China.