Mengintip Tradisi Unik Pindah Rumah dari Suku Bugis

Mengintip Tradisi Unik Pindah Rumah dari Suku Bugis

Ekel Suranta Sembiring
2020-06-01 18:01:59
Mengintip Tradisi Unik Pindah Rumah dari Suku Bugis
Tradisi Pindah Rumah Suku Bugis (foto: Inibaru.id)

Biasanya warga Indonesa pindah rumah itu dimulai dengan mengemasi semua barang yang ada di rumah. Lalu, semua barang diangkut ke truk untuk dibawa ke rumah baru.

Tapi di tradisi Suku Bugis, pindah rumah itu sangat beda pada umumnya. Ada dua cara yang digunakan masyarakat suku Bugis untuk memindahkan rumah panggung miliknya.

Cara pertama dalah dengan mendorongnya jika jarak dari rumah lama ke tempat baru, jika jaraknya tidak jauh. Sedangkan jika jarak rumah lama ke lahan atau tempat baru jauh, maka warga atau tetangga akan bergotong royong mengangkat rumah yang akan dipindahkan.

Baca Juga: Mengenal Ritual Ma'nene, Membangkitkan Mayat dari Tempat Peristirahatannya

Masyarakat suku Bugis punya alasan mengapa melaksanakan pindah rumah dengan tradisi memindahkan rumah atau yang disebut Mappalette Bola ini. Suku Bugis menganggap rumah merupakan tempat sakral, karena rumah merupakan tempat mereka lahir, menikah, meninggal, dan menjalani kegiatan sehari-sehari.

Rumah panggung suku Bugis ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas (rakkeang) yang digunakan untuk menyimpan hasil panen seperti padi. Bagian tengah (ale bola) yang menjadi tempat tinggal penghuninya, dan bagian bawah atau kolong (awa bola). Pada zaman dulu, bagian bawah digunakan untuk menghindari serangan hewan buas, tetapi sekarang digunakan sebagai garasi kendaraan.

Keunikan lain dari rumah panggung suku Bugis adalah rumah ini bisa dibongkar-pasang agar mudah dipindahkan. Tradisi Mappalatte Bola ini akan dimulai dengan beberapa persiapan yang dilakukan oleh pemilik rumah.

Persiapan yang dilakukan adalah dengan mengadakan selamatan, menurunkan perabotan rumah tangga yang mudah pecah atau yang dapat menambah berat rumah, dan memasang bambu pada bagian bawah rumah yang akan digunakan sebagai pegangan saat rumah dipindahkan.

Sebelum dan sesudah rumah dipindahkan, pemilik rumah juga akan menjamu para tetangga yang akan ikut membantu memindahkan rumah. Makanan yang biasanya disajikan yaitu makanan ringan khas Bugis seperti barongga, kue bandang, dan suwella, serta teh hangat dan kopi. Setelah rumah selesai dipindahkan, akan disajikan sup saudara serta ikan bandeng dengan bumbu kacang. 

Baca Juga: Mengenal Tradisi Dipatadongkon di Sulbar, Orang yang Baru Meninggal Didudukkan di Atas Kursi Sebagai Bentuk Penghormatan

Pemindahan rumah ini akan dipimpin oleh seorang ketua adat yang juga memberikan aba-aba untuk mengarahankan warga. Sebelum rumah dipindahkan, tentu ada doa yang dipanjatkan agar proses pemindahan rumah berjalan lancar.

O iya, setahun setelah rumah dipindahkan, masih ada upacara yang digelar, lo, yaitu upacara Maccera Bola. Upacara yang dilakukan dengan cara mengoleskan darah ayam pada tiang rumah ini berguna untuk menolak bala. Unik, ya, tradisinya!


Share :