Uniknya Rumah Adat Khas Banjar, Kalimantan Selatan

Uniknya Rumah Adat Khas Banjar, Kalimantan Selatan

Ahmad
2020-05-28 18:21:28
Uniknya Rumah Adat Khas Banjar, Kalimantan Selatan
Foto: Istimewa

Cagar Budaya Teluk Selong yang berada di Desa Telok Selong Kabupaten Banjar. Di desa ini masih terdapat 2 buah rumah adat banjar legendaris yang sudah berusia cukup tua yakni 150 tahun dan masih dihuni oleh pemilik aslinya. Dua jenis rumah adat tersebut yaitu rumah adat model Gajah Baliku dan Bumbungan Tinggi.

Rumah Banjar yang menggunakan atap Bubungan Tinggi dinamakan Rumah Bubungan Tinggi. Rumah jenis ini merupakan jenis rumah bernilai paling tinggi di antara jenis-jenis rumah Khas Banjar lainnya karena merupakan jenis rumah yang dipergunakan sebagai kediaman raja dalam suatu pusat sentral kediaman. 

Oleh karena itulah rumah Bubungan Tinggi menjadi ikon dan maskot dari rumah tradisional Banjar karena rumah inilah yang paling terkenal di antara jenis lainnya.

Baca Juga: Sumpit, Senjata Tradisional Suku Dayak yang Mematikan

Untuk penjelasan mengenai bangunannya, atap Bubungan Tinggi terletak di antara atap Pisang Sasikat yang menutupi kedua buah Anjung. Sebelah depan atap Bubungan Tinggi disebut atap Sindang Langit, sedangkan di belakang atap Bubungan Tinggi disebut atap Hambin Awan. 

Lain halnya dengan rumah Gajah Baliku yang  atap di depan atap Bubungan Tinggi disebut atap Gajah (atap perisai).

Sedangkan rumah Gajah Baliku merupakan salah satu rumah tradisional suku Banjar (rumah Banjar) yang memiliki kemiripan dengan Rumah Bubungan Tinggi. 

Namun ada sedikit perbedaan yang terletak pada tata ruang tamunya yakni pada Ruang Paluaran (ruang tamu) pada Rumah Bubungan Tinggi keadaan lantainya berjenjang sedangkan pada Rumah Gajah Baliku keadaan lantai ruang Paluaran tidak berjenjang. 

Baca Juga: Filosofi Buaya dalam Kehidupan Suku Dayak Lundayah

Hal tersebut karena Rumah Bubungan Tinggi untuk bangunan keraton/ndalem Sultan yang memiliki tata nilai ruang yang bersifat hierarkis.

Pada Rumah Gajah Baliku, atap ruang Paluaran/Ruang Tamu tidak memakai atap sengkuap (Atap Sindang Langit) kecaali emper teras paling depan dan memakai kuda-kuda dengan atap perisai (= Atap Gajah) dengan keadaan lantai ruangan datar saja sehingga menghasilkan bentuk bangun ruang yang dinamakan Ambin Sayup. Sedangkan pada kedua anjung sama-sama memakai atap Pisang Sasikat (atap sengkuap).


Share :