Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan pihaknya akan mengganti alat pencoblosan pada Pilkada Serentak 2020 guna mencegah penularan virus corona (Covid-19). Jika selama ini pencoblosan menggunakan paku, maka kali ini diganti dengan alat mirip tusuk gigi untuk sekali pakai.
Arief menyampaikan KPU tidak ingin alat coblos saat pilkada justru menjadi tempat penularan corona. Sebab biasanya ratusan orang dalam satu TPS menggunakan paku yang sama untuk mencoblos surat suara.
Baca Juga: Heboh Hacker Diduga Jebol Jutaan Data Penduduk di KPU
"Kami ingin menghindari jangan sampai paku dipegang berkali-kali oleh orang untuk mencoblos. Kami kemarin pikirkan alat coblos sekali pakai, kira-kira desainnya seperti tusuk gigi, tapi bukan tusuk gigi," kata Arief dalam diskusi virtual di akun Youtube Rumah Pemilu, Kamis 28 Mei 2020.
Arief menjelaskan alat coblos sekali pakai tidak akan berukuran sekecil tusuk gigi agar coblosan tetap terlihat. Dia menyebut alat itu akan dibuat sebesar sumpit, tapi memiliki ujung yang runcing.
Baca Juga: Ini Pejelasan KPU soal Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu
Selain itu, guna pencegahan corona, KPU juga akan membuat alat pengganti tinta. KPU tidak ingin ratusan pemilih mencelupkan tangannya ke satu botol tinta secara bergantian.
"Ada dua opsinya. Pertama, pakai tetes seperti hand sanitizer, nanti petugas yang pencet saat pemilih keluar. Kedua, spray, tangan pemilih disemprot tinta. Tentu ini biayanya bisa mahal," ucap Arief.
Arief mengatakan dana untuk pengadaan dua barang itu belum masuk ke pengajuan Rp535,9 miliar yang diajukan KPU pada rapat bersama dengan DPR RI dan Kemendagri kemarin. Sehingga KPU akan mengajukannya kembali pada rapat di pekan kedua Juni.
Sebelumnya, KPU, Kemendagri, dan DPR RI menyetujui Pilkada Serentak 2020 dilanjutkan. Pencoblosan akan digelar pada 9 Desember 2020, sedangkan tahapan kembali berjalan pada 15 Juni 2020.