Istilah siluman ular memang akrab di telinga masyarakat Indonesia. Jauh sebelum maraknya sosok kuntilanak, pocong, jelangkung malang melintang di layar lebar Indonesia, sosok siluman ular sempat jadi 'primadona' di antara makhluk mitos Indonesia lainnya.
Nyi Blorong merupakan sosok mitologi Indonesia dalam rupa perempuan cantik bertubuh setengah ular dan setengah manusia. Dipercayai masyarakat dari generasi ke generasi, ia merupakan panglima terkuat sang penguasa Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul.
Baca juga: Legenda Guru Diden, Manusia Sakti Mandraguna dari Tanah Karo
Menariknya kisah Nyi Blorong ini sempat diangkat dalam beberapa film layar lebar produksi Rapi Films dalam periode 1980-an hingga 1990-an. Terhitung dari Nyi Blorong (1982), Perkawinan Nyi Blorong (1983), Petualangan Cinta Nyi Blorong (1986), dan Titisan Dewi Ular (1990) memanjakan penonton setia perfilman Indonesia dengan sosok siluman ular ini.
Bukan hanya Nyi Blorong atau sosok siluman ular erat kaitannya dengan Pantai Selatan, ada juga Nagagini hadir sebagai Maledictus. Maledictus merupakan sosok manusia yang memiliki darah terkutuk 'bawaan' yang mampu membuatnya berubah menjadi apapun termasuk menjadi ular raksasa yang mengerikan.
Baca juga: Legenda Ular Raksasa Pemakan Manusia dari Suku Dayak, Kalimantan
Nagagini adalah dewi ular. Ia merupakan putri dewa ular bernama Hyang Antaboga yang mendiami bumi lapisan ke tujuh atau dikenal dengan Sapta Pratala.
Dalam kisah pewayangan, Nagagini digambarkan seperti manusia biasa dengan paras cantik jelita. Hanya saja, karena ia memiliki darah keturunan ular, dalam keadaan tertentu ia dapat berubah menjadi sosok ular menyeramkan, terutama saat sedang dalam kondisi dipenuhi amarah