Legenda Ular Raksasa Pemakan Manusia dari Suku Dayak, Kalimantan

Legenda Ular Raksasa Pemakan Manusia dari Suku Dayak, Kalimantan

Ahmad
2020-05-26 16:44:54
Legenda Ular Raksasa Pemakan Manusia dari Suku Dayak, Kalimantan
Foto: Istimewa

Sekelompok penduduk asli Kalimantan pergi dari kampung halaman mereka menuju hutan belantara. Melarikan diri dari penjajah Belanda. Namun, di tempat yang baru, ancaman lain menanti.

Satu demi satu anak-anak menghilang. Delapan bocah dalam 8 hari raib tanpa jejak.

Setelah berembuk, mereka memutuskan memasang perangkap. Seorang anak terpaksa dijadikan tumbal, demi menghentikan kematian yang lain.

Dari tempat persembunyian, dengan perasaan berdebar gelisah, warga desa menjadi saksi sebuah peristiwa mengerikan: riak air sungai, dan kemunculan makhluk besar tanpa tangan dan kaki dari dalam air, yang langsung memangsa si bocah sekali telan.

Baca Juga: Filosofi Buaya dalam Kehidupan Suku Dayak Lundayah

Sebagian penduduk menyebut, makhluk itu adalah ular raksasa. Lainnya menjulukinya naga.

Setelah itu, penduduk desa membuntuti ular ke sarangnya. Ada 3 ekor di sana, 2 dewasa dengan diameter badan serupa drum minyak, dan 1 lainnya masih kecil seukuran batang kelapa.

Penduduk desa yang marah menyerang hewan-hewan itu, memotong 2 ular dewasa, dan membiarkan yang muda tetap hidup dengan kesepakatan, mulai saat itu baik ular maupun manusia tak akan membunuh satu sama lain.

Kemudian, orang-orang itu kembali ke desa terpencil mereka. Melanjutkan hidup. Tapi mereka yakin, naga-naga itu masih ada di sekitar mereka.

Hutan tropis di Kalimantan sudah berusia 140 juta tahun. Salah satu yang tertua di dunia. Terlebih lagi, selama Zaman Es akhir, Kalimantan pernah menjadi satu daratan dengan benua Asia dan pulau-pulau lain di Indonesia. Sejumlah spesies berpindah ke sana, membuat Borneo kaya dengan organisme hidup.

Ketika Zaman Es berakhir, Kalimantan menjadi pulau terpisah, segala makhluk di dalamnya bebas berevolusi dalam kondisi relatif terisolasi. Termasuk ular, ada sekitar 150 spesies di sana.

Spesies ular yang jadi tersangka pertama adalah ular kepala merah (Bungarus flaviceps). Bisanya mampu melumpuhkan sistem syaraf mangsanya. Membuat korbannya tak bisa bergerak, bahkan bernafas.

Baca Juga: Pasukan Hantu Membuat Suku Dayak Disegani di Dunia, ini 4 hal Lainnya

Namun, ular itu tak sesuai dengan gambaran naga. Meski bisa mencapai panjang 2 meter, namun tubuhnya kurus. Apalagi, ia kerap tidur di siang hari.

Tersangka kedua adalah Calliophis bivirgatus atau ular pantai biru-biru dalam Bahasa Melayu. Itu pun tak mirip naga.

Mereka biasanya bergerak di antara dedaunan rontok dan makanan utamanya adalah ular lain yang lebih kecil. Itu berarti, taring mereka terlalu kecil untuk menembus kulit manusia.

Yang paling cocok dari segi ukuran adalah ular kobra raja atau king cobra (Ophiophagus hannah). Ukurannya bisa mencapai 5 meter dan menjadi ular berbisa terpanjang. Mereka juga bisa menegakkan bagian depannya.

Ada kemungkinan bahwa naga dalam cerita didasarkan pada beberapa ular sekaligus: keterampilan berburu raja kobra , racun mematikan ular kepala merah, dan ukuran mengesankan seekor python. Tak bisa dipastikan.

Saat ini, daerah di mana naga diyakini muncul disebut Teluk Naga.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30