Simak Yuk! Mengenal Physical Distancing di Zaman Rasulullah, Seperti Apa?

Simak Yuk! Mengenal Physical Distancing di Zaman Rasulullah, Seperti Apa?

Yuli Nopiyanti
2020-05-19 14:15:49
Simak Yuk! Mengenal Physical Distancing di Zaman Rasulullah, Seperti Apa?
Imam nesar masjid Istiqlal, Prof. Nasaruddin Umar (Foto:Dok.Istimewa)

Virus corona sudah menyebar di berbagai daerah di Indonesia bahkan tak hanya itu saja pasalnya pemerintah saat ini juga meminta masyarakat untuk melakukan physical distancing atau jaga jarak untuk mencegah penyebaran virus corona. Ternyata cara ini juga telah dilakukan di zaman Rasulullah SAW.

Bahkan taknhanya itu saja bahkan menurut Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar, dalam hadist riwayat Bukhari Rasulullah meminta agar masyarakat untuk lari ketika menemui seseorang yang terkena penyakit kulit yang kala itu dikenal dengan nama yuzam.

Tak hanya itu saja bahkan hal itu sebagai salah satu bentuk physical distancing yang dilakukan di zaman Nabi Muhammad. Sebab, dengan lari ketika menjumpai pasien yang terinfeksi tersebut bisa mencegah penyebaran penyakit.

"Ada juga hadist Bukhari, saat terjadi wabah di suatu tempat jangan mendekati tempat itu, luar biasa Rasulullah 'lari lah kalian kalau mengunjungi, menjumpai orang dengan yuzam, penyakit kulit di zaman itu tapi sangat menular. Lari kalau kamu menjumpai orang yuzam seperti melihat singa, jadi jangan mendekati itu ada physical distancing yang dikenalkan Nabi pada masa lampau dan kita baru mengenalnya kemarin," kata Nasaruddin dalam acara Assalamualaikum, Senin 18 Mei 2020.

Namun tak hanya itu saja bahkan hal ini juga telah di lakukan pemerintah dan bahkan, ia juga mengatakan saat ini physical distancing harus dilakukan sesuai dengan anjuran pemerintah. Hal itu demi menghindari penyebaran virus corona yang saat ini telah menginfeksi lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.

Selain itu, tak lupa untuk beraktivitas dan beribadah di dalam rumah. Hal ini juga sesuai dengan keyakinannya, yakni mendahulukan kewajiban menjaga kesehatan diri dan keluarga dibandingkan mengejar pahala.

"Saya yakin Idul Fitri, tarawih ke masjid itu sunnah, yang wajib itu memelihara dan mempertahankan kesehatan diri dan keluarga. Beragama yang benar mendahulukan yang wajib baru sunnah jadi kalau kita nekat ke masjid di dalam zona yang sangat merah maka dari itu mendahukukan sunnah daripada yang wajib. Menolak bahaya lebih utama daripada mengejar pahala," tutup dia.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30