Wabah virus corona yang menggunacang hampir semua negara di dunia belum juga mereda. Dampak dari wabah corona diperkirakan 4 juta gadis di dunia akan menikah di usia dini. Bahkan di Chile 2 Ribu Kuburan Disiapkan untuk menguburkan korban virus corona.
Dikabarkan sebanyak 4 juta gadis di dunia tercaman akan menikah muda atau menikah di usia dini dalam dua tahun kedepan sebab wabah virus corona. Kabar tersebut diberitakan oleh Reuters dengan mengutip lembaga amal World Vision.
Dalam analisisnya menyebutkan bahwa dampak virus corona telah mebuat perekonomian terpuruk dan meningkatnya kemiskinan. Hal tersebutlah yang mendorong para orang tua untuk menikahkan anaknya dalam usia yang masih belia dengan tujuan mengurangi beban hidup.
“Ketika Anda berada dalam masa krisis seperti perang, bencana alam atau pandemi, tingkat pernikahan anak selalu meningkat,” ujar ahli pernikahan anak di World Vision, Erica Hall, Jumat 15 Mei 2020.
“Jika kita tidak mulai berpikir bagaimana menghindari hal ini, maka akan terlambat selamanya. Kita tidak bisa menunggu pandemi ini selesai lebih dulu, baru memikirkannya,” lanjutnya.
Kemungkinan terjadinya pernikiahan dini pun cukup kuat jika melihat situasi saat ini seiring dengan ditutupnya sekolah. Organisasi yang melawan pernikahan dini pun kesulitan beroperasi imbas lockdown.
Dampak wabah virus corona juga dirisakan di Chile. Dikabarkan Pemerintah Chile menyiapkan sekitar 2.000 kuburan di ibu kota Santiago bagi pasien positif corona yang meninggal. Direktur Pemakaman Chile, Rashid Saud, mengatakan langkah tersebut sebagai antisipasi lonjakan kasus kematian corona. Sebab penambahan kasus positif corona di Chile melonjak pada minggu ini.
Tercatat sebelum ada pelonjakan, kasus positif corona di Chile bertambah sekitar 350 hingga 500 setiap harinya. Namun pada Rabu 13 Mei 2020 kasus positif melonjak jadi 2.600 pasien dalam 24 jam. Jumlah yang hampir sama juga terjadi pada Kamis 14 Mei 2020.
"Kami menyadari bahwa ini adalah momen bersejarah dan bahwa kami mungkin perlu lebih banyak kuburan, karena kami melihat apa yang terjadi di negara lain," kata Rashid Saud seperti dilansir AFP.