Milenial Pasti Jarang Tau, Ternyata Begini Mitologi Penciptaan Menurut Nenek Moyang Suku Karo

Milenial Pasti Jarang Tau, Ternyata Begini Mitologi Penciptaan Menurut Nenek Moyang Suku Karo

Alpandi Pinem
2020-05-14 18:45:40
Milenial Pasti Jarang Tau, Ternyata Begini Mitologi Penciptaan Menurut Nenek Moyang Suku Karo
Rumah Adat Karo Tempo Dulu (Istimewa)


Setiap suku memiliki kisah yang hendak menceritakan atau menyatakan sejarah suku itu. Kisah itu sering dimuat dalam satu cerita atau mitos. Kisah tersebut akan selalu dikisahkan karena ada nilai yang mau disampaikan darinya, misalnya saja mitos tentang asal-usul satu suku.

Dari mana asal-usul suku itu menjadi sangat fundamental bagi suku itu dalam menentukan identitasnya. Bisa dikatakan mitos asal-usul itu adalah sejarah dari suku tersebut.

Mitos asal-usul tersebut menggambarkan tentang bagaimana kisah penciptaan bumi dan manusia, serta darimana dan bagaimana suku itu terbentuk pada mulanya digambarkan secara singkat pada satu kisah yang telah ada dalam suku itu.

Kisah asal-usul seperti itu dimiliki juga oleh suku Karo, yaitu kisah Tuan Bagunda Raja dan Manuk si Nanggur Dawa. Kisah ini menceritakan bagaimana bumi dan manusia Karo tercipta pada awalnya.

Menurut cerita ada seorang putri yang bernama Inang Saribu Tua yang mempunyai seorang putra bernama Tuan Bagunda Raja. Tuan Bagunda Raja dipandang sebagai keturunan seorang dewa dan tinggal di kayangan.

Tuan Bagunda Raja memiliki delapan paman yang menjadi raja di delapan penjuru mata angin. Setelah dewasa ia memilih untuk menikah dengan putri pamannya yang menjadi raja di sebelah timur yang disebut Purba, karena putri pamannya yang lain semua memiliki cacat. Setelah menikah dia tinggal di rumah pamannya di Purba.

Setelah sekian lama tinggal di rumah pamannya itu, tanpa minta izin Tuan Bagunda Raja pergi bersama isterinya dan pulang kerumahnya di kayangan. Setelah sekian lama dia tinggal dengan isterinya di kayangan, namun dia belum juga mendapat anak. Karena itu, Tuan Bagunda Raja memeriksa isterinya kepada orang sakti.

Dari pemeriksaan itu, ternyata isteri Tuan Bagunda Raja tidak dapat mengandung karena kesalahan mereka telah pergi tanpa permisi kepada pamannya yakni Kalimbubu Tuan Bagunda Raja.

Maka Tuan Bagunda Raja dan isterinya pergi ke Purba untuk meminta maaf atas kesalahan yang telah mereka buat. Setelah mereka meminta maaf, tidak lama kemudian mengandunglah isteri Tuan Bagunda Raja.

Setelah isteri Tuan Bagunda Raja mengandung, pada suatu saat dia mendengar ada suara dari perut isterinya. Ternyata itu adalah suara anaknya yang berbicara. Anak yang ada dalam kandungan itu berkata kepada Tuan Bagunda Raja bahwa dia adalah seorang anak laki-laki, dan akan dinamai Tuan Paduka Aji. Dia akan menguasai dan tinggal di dunia bawah.

Setelah melahirkan, tidak lama kemudian mengandung lagilah isteri Tuan Bagunda Raja. Dan dia kembali mendengar ada suara dari perut isterinya yang merupakan suara anaknya. Anak itu berkata, dia adalah anak laki-laki dan harus dinamai Tuan Banua Koling. Dia akan memelihara dan tinggal di dunia tengah.

Setelah putra Tuan Bagunda Raja yang kedua lahir dan telah dewasa, dia ditempatkan sesuai dengan permintaannya, yaitu memelihara dan tinggal di dunia tengah. Maka Tuan Bagunda Raja menggantungnya di tali sutera dan menciptakankan dunia tengah yaitu bumi ini.

Pada suatu ketika, ayam Tuan Bagunda Raja bertanya kepada Tuan Banua Koling kapan ia akan menikah. Dia menjawab bahwa itu tergantung kepada kedua orang tuanya. Maka Manuk Si Nanggur Dawa menyampaikan itu kepada Tuan Bagunda Raja dan isterinya.

Lalu ibunya mengirim satu kotak kepada Tuan Banua Koling melalui ayam Tuan Bagunda Raja. Isi kotak itu akan berubah menjadi isteri Tuan Banua koling jika dibuka setelah empat hari. Tapi kotak itu dibuka sebelum empat hari oleh Tuan Banua Koling karena tidak sabar. Maka isi kotak itu berubah menjadi setan.

Setelah itu, ibunya mengirim kembali satu kotak. Tetapi, Tuan Banua Koling tetap membuka kotak itu sebelum waktunya. Isi dari kotak itu merubah menjadi hantu air yang bernama Sidangbela. Sekali lagi ibunya mengirim satu kotak yang berisi boneka. Kotak ini dibuka oleh Tuan Banua Koling tepat pada waktunya. Maka boneka itu berubah menjadi wanita cantik yang menjadi isteri Tuan Banua Koling.

Setelah Tuan Banua Koling menikah, ibunya mengandung lagi, dan melahirkan seorang putri bagi Tuan Bagunda Raja dan diberi nama Dibata Kaci-Kaci. Sesuai dengan permintaanya dia diberi jabatan sebagai juru damai di antara saudara-saudaranya.

Tibalah saatnya bagi isteri Tuan Banua Koling melahirkan. Isteri Tuan Banua Koling melahirkan tujuh anak laki-laki dan tujuh anak perempuan. Tapi mereka itu semua malas bekerja. Dari itu, Tuan Banua Koling membunuh mereka semua karena marah. Namun, mereka berubah menjadi tujuh matahari dan tujuh bulan.

Setelah mereka menjelma menjadi matahari dan bulan, keadaan bumi menjadi sangat panas di siang hari dan dingin di malam hari. Karena melihat keadaan itu, kakek mereka Tuan Bagunda Raja membinasakan enam matahari dan enam bulan dan menyisakan satu matahari dan satu bulan.

Setelah itu isteri Tuan Banua Koling melahirkan kembali delapan anak laki-laki. Dan mereka semua menjadi penguasa di delapan penjuru bumi dan bersama-sama juga memelihara kerukunan dan keselamatan bumi.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30