Pada sepuluh malam terakhir bulan suci, Allah akan membebaskan hamba-Nya dari api neraka. Sebagaimana hadis Rasulullah SAW, “Inilah bulan yang permulaannya (10 hari pertama) penuh dengan rahmat, yang pertengahannya (10 hari pertengahan) penuh dengan ampunan, dan yang terakhirnya (10 hari terakhir) Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka.”
Untuk mendapatkan keutamaan dibebaskan dari api neraka, kita perlu memperbanyak ibadah. Selain ibadah wajib seperti puasa Ramadan dan salat fardu lima waktu, kita bisa menunaikan salat-salat sunnah, membaca Al-Quran, memperbanyak zikir, dan memperbanyak doa.
Bersedekah, berbuat baik, dan menyambung tali silaturahmi juga bisa kita lakukan sebagai bentuk ikhtiar kita mendapatkan keutamaan yang luar biasa.
"Barangsiapa menegakkan salat pada malam Lailatul Qadr dalam keadaan iman dan mengharap balasan dari Allah, diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu." (H.R Al Bukhari)
Malam lailatul qadar menurut pendapat para ulama jatuh pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, yakni yang berarti malam tersebut bisa jadi ada di antara malam ke 21, 23, 25, ataupun 27. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi,
"Hadis ‘Aisyah, ia berkata: Biasa Rasululah I’tikaf pada malam-malam 10 terakhir Ramadan dan bersabda: Carilah malam lailatul qadar pada malam-malam terakhir Ramadan." (HR. Aisyah RA)
Bila kita bisa mendapatkan malam lailatul qadar, maka kita akan mendapat pahala kebaikan seribu bulan.