Nabi Ibrahim AS merupakan salah satu nabi yang memiliki keberanian dan kemampuan yang cerdas, hal itu ditunjukkan dari caranya menyadarkan para kaumnya.
Umat di kotanya memiliki sebuah tradisi memperingati hari raya dalam ajaran yang musrik, tidak terkecuali ayah Ibrahim.
Ajakan ayah Ibrahim itu berani dia tolak, namun dengan siasat yang cerdas.
Ibrahim berkata bahwa kondisi kesehatannya tidak begitu baik untuk melakukan perjalanan ke pusat kota, tempat di mana mereka berkumpul dan merayakan hari raya tersebut.
Saat kaumnya pergi, dia mendatangi tempat di mana berhala-berhala itu diletakkan dan disembah.
Ibrahim menghancurkan berhala tersebut hingga berkeping-keping, namun meninggalkan satu berhala yang paling besar.
Dimaksudkan agar para kaum itu bertanya kepadanya (patung berhala) bagaimana berhala kecil lainnya dapat dihancurkan.
Kesempatan itu dimanfaatkan Nabi Ibrahim untuk mengemukakan alasannya dengan efektif atas kebatilan dan kesesatan kaumnya dalam menyembah para berhala.
Nabi Ibrahim berkata:
قَالَ بَلْ فَعَلَهُۥ كَبِيرُهُمْ هَٰذَا فَسْـَٔلُوهُمْ إِن كَانُوا۟ يَنطِقُونَ
"Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara".
Patung tersebut dikatakannya sebagai benda mati sebagaimana benda-benda mati lainnya.
Kaum yang tidak setuju pun tidak sedikit, mereka yang merasa kalah atas argumentasi Nabi Ibrahim menjadi geram. Kayu-kayu lantas dikumpulkan untuk dijadikan tempat Nabi Ibrahim dihukum dengan cara dibakar.
Saat tubuh Nabi Ibrahim dilemparkan ke api membara, beliau membaca do'a
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim."
Malaikat penjaga hujan (khazinul mathar) pun menurunkan hujan atas perintah Allah SWT.
Sehingga saat itu nabi Ibrahim As tidak merasakan panas api yang membakar tubuhnya.
Nabi Ibrahim AS juga berdoa seperti dalam penggalan ayat surat Ali Imran ayat 173.
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."
Kalimat tersebut diucapkan pula oleh Rasulullah SAW pada masa orang-orang musyrik menentang Rasul.
Sehingga Allah SWT kemudian memberikan kepastian akan perlindunganNya kepada Rasul.
Sehingga dalam kekalutan dan keadaan yang menghimpit kita sebagai manusia, selagi apa yang kita percaya itu benar dan sesuai dengan perkataan Allah SWT, salah satu kekuatan yang tidak boleh kita remehkan adalah memanjatkan doa'a. Salah satunya doa yang diucapkan oleh kedua Nabi kita, Ibrahim AS dan Rasulullah SAW di atas.
