Bila berbicara mengenai kuliner Medan, tak akan ada habisnya, Bika Ambon atau Bolu Meranti. Salah satunya kuliner khas Ramadan yang satu ini kerap disantap sebagai takjil saat berbuka puasa, yakni Kue Jongkong.
Mungkin nama Kue Jongkong terdengar sedikit asing, mengingat penganan manis ini merupakan makanan khas masyarakat Melayu di pesisir pantai Selat Malaka. Apalagi, Kue Jongkong hanya muncul saat bulan Ramadhan saja.
Kue Jongkong di hari-hari biasa, memang cukup sulit untuk menemukan penjual yang menjajakan kudapan manis ini.
Kue jongkong sendiri sejatinya terbuat dari dari tepung beras yang dicampur dengan santan kelapa dan gula merah, lalu dibungkus menggunakan daun pisang. Terdiri dari dua bagian, yakni bubur sum sum dan kuah jongkong, pembuatan kue yang satu ini bisa dibilang cukup rumit.
Pertama-tama, tepung beras, air pandan, garam, dan gula putih dicampur dan dimasak sambil diaduk hingga mengental. Setelahnya, bubur sum sum tersebut dibungkus menggunakan daun pisang agar aromanya semakin semerbak.
Kemudian, adonan sum sum disiram dengan gula merah dan santan, lalu dikukus hingga matang. Beberapa pedagang juga memberikan tambahan parutan kelapa muda dan sedikit gula pasir agar cita rasanya semakin nikmat. Jenis gula yang digunakan sendiri menggunakan gula aren yang memiliki aroma dan cita rasa yang khas.
Tekstur dari kudapan berwarna hijau ini sangat lembut, dengan cita rasa yang manis. Kelembutan dari Kue Jongkong tentunya sangat cocok untuk disantap sebagai menu berbuka puasa. Selain itu, Kue Jongkong juga mampu membuat kita bertenaga dengan rasanya yang manis dan campuran beberapa bahan seperti kelapa muda.
Biasanya, Kue Jongkong akan ramai dijajakan di pinggir jalan menjelang waktu berbuka puasa. Harganya pun sangat ekonomis, yakni hanya sebesar Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu per bungkusnya saja. Dan, jangan lupa, Kue Jongkong hanya bisa bertahan selama satu hari, mengingat kudapan ini menggunakan santan dan kelapa sebagai campuran bahannya.